Bank DBS & Mandiri Investasi Hadirkan Produk KPD ETF Emas BlackRock

- Bank DBS & Mandiri Investasi menjalin kerja sama referral untuk Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI) atau Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) Exchange-Traded Fund (ETF) Gold BlackRock.
- Kolaborasi ini memperluas jangkauan solusi investasi Bank DBS dan menghadirkan akses yang lebih praktis bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi emas tanpa harus menyimpan emas fisik secara mandiri.
- Produk KPD ETF Gold menekankan keseimbangan antara pertumbuhan dan mitigasi risiko, sesuai untuk investor berprofil risiko agresif dengan horizon investasi jangka menengah yang menginginkan eksposur emas melalui instrumen yang lebih modern dan terukur.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) & PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) menjalin kerja sama referral untuk Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI) atau Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) Exchange-Traded Fund (ETF) Gold BlackRock (iShares).
Kolaborasi ini memperluas jangkauan solusi investasi Bank DBS sekaligus menghadirkan akses yang lebih praktis dan modern bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi emas tanpa harus menyimpan emas fisik secara mandiri.
Direktur Mandiri Investasi, Hardiyanto Pilia, menjelaskan bahwa KPD ETF Gold menghadirkan cara baru berinvestasi emas yang fleksibel, dan efisien. Investor dapat memperoleh eksposur langsung terhadap pergerakan harga emas global dengan biaya kompetitif dan mekanisme yang lebih praktis dibandingkan kepemilikan emas fisik, sekaligus menikmati transparansi harga dan likuiditas memadai.
“Produk KPD ETF Gold menekankan keseimbangan antara pertumbuhan dan mitigasi risiko. Produk ini dirancang untuk investor yang ingin mengintegrasikan emas sebagai bagian dari strategi portofolio jangka menengah, sambil tetap mengandalkan manajemen aktif untuk menjaga kinerja investasi,” ucap Direktur Mandiri Investasi Hardiyanto Pilia melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (25/11).
Produk KPD ETF Gold yang dikelola Mandiri Investasi menggunakan underlying iShares Gold Trust (IAU), ETF global besutan BlackRock yang dirancang untuk mengikuti pergerakan harga emas fisik secara akurat. Produk ini sesuai untuk investor berprofil risiko agresif dengan horizon investasi jangka menengah yang menginginkan eksposur emas melalui instrumen yang lebih modern dan terukur.
Distribusi produk-produk ini juga didukung oleh jaringan Mandiri Investasi yang terdiri atas 43 partner distribusi bank, perusahaan sekuritas, dan penyedia layanan fintech di Indonesia maupun Singapura. Secara konsolidasi bersama Mandiri Investment Singapore, dana kelolaan Mandiri Investasi telah mencapai lebih dari Rp62 triliun, mencerminkan kapasitas dan rekam jejak kuat dalam menghadirkan produk inovatif yang responsif terhadap dinamika pasar dan kebutuhan investor.
67% warga RI berinvestasi emas dengan berbagai bentuk

Selain itu, emas tetap berfungsi sebagai aset safe haven yang membantu menjaga nilai portofolio di tengah volatilitas pasar, menjadikan produk ini alternatif modern dan relevan untuk memperkuat strategi investasi jangka panjang sesuai kebutuhan portofolio investor.
“Perubahan dinamika global menuntut investor memilih instrumen yang tidak hanya mempertahankan nilai, tetapi juga fleksibilitas akses. Di tengah gejolak pasar, emas terbukti menjadi stabilizer yang sulit digantikan. Sebagai mitra tepercaya, kami berkomitmen menghadirkan solusi untuk membantu nasabah mengambil keputusan finansial yang tepat,” kata Consumer Banking Director Bank DBS Melfrida Gultom.
Sinergi ini, lanjut Melfrida, sejalan dengan permintaan terhadap aset lindung nilai yang terus menunjukkan tren positif di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar global. Potensi inflasi yang muncul akibat kebijakan pelonggaran fiskal dan moneter yang diterapkan secara bersamaan di Amerika Serikat semakin memperkuat urgensi tersebut. Melihat fenomena tersebut, Chief Investment Officer DBS menekankan pentingnya meningkatkan alokasi pada aset riil seperti emas untuk menjaga ketahanan portofolio.
Pandangan ini juga tercermin dalam temuan World Gold Council (WGC) yang mencatat bahwa emas menjadi instrumen utama pilihan investor Indonesia pada 2025 dalam menjaga ketahanan finansial dan menyiapkan dana darurat. WGC menemukan bahwa 67 persen masyarakat Indonesia berinvestasi dalam berbagai bentuk emas, dengan minat reinvestasi yang tinggi untuk memperkuat tabungan dan melindungi kekayaan dari ketidakpastian ekonomi global. Tingginya permintaan ini mencerminkan kebutuhan akan instrumen emas yang aman, mudah diakses, dan efisien.
















