FINANCE

7 Produk Keuangan yang Penting Bagi Gen Z dan Milenial

Persiapan keuangan penting dilakukan demi masa depan.

7 Produk Keuangan yang Penting Bagi Gen Z dan MilenialIlustrasi Pengelolaan Keuangan. Shutterstock/witsarut sakorn
16 April 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia saat ini dianugerahi bonus demografi dengan 70,72 persen populasi usia produktif, dan Gen Z menjadi grup generasi terbesar (27,94 persen dari populasi) diikuti grup Milenial dengan persentase 25,87 persen.

Oleh sebab itu, penting bagi kedua generasi ini untuk memiliki Produk Keuangan yang sesuai, demi masa depan yang lebih terencana.

Laman Kemenkeu.go.id memuat sebuah artikel yang mengungkapkan bahwa gaya hidup Gen Z dan Milenial, sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka hadir saat teknologi digital mulai berkembang dan memungkinkan banyak hal untuk dapat dikerjakan secara cepat dan praktis. Namun, di sisi lain, hal tersebut mengarahkan mereka ke dalam gaya hidup konsumtif.

Dengan prinsip hidup yang sering disebut YOLO (You Only Live Once), baik Gen Z maupun Milenial kerap sulit mengatur keuangan. Namun, hal ini bisa dihindari melalui strategi yang tepat dengan mempertimbangkan kepemilikan tujuh produk keuangan yang akan Fortune Indonesia ulas berikut ini.

1. Rekening Tabungan

Tabungan penting dimiliki karena dapat dimanfaatkan sebagai media lalu lintas keuangan, terima gaji, transfer uang, alokasi uang untuk berbagai pos pengeluaran, dan sebagainya.

Sistem perbankan yang relatif lebih mudah dan memiliki keunggulan digital, akan mempermudah sistem alur keuangan Anda. Dengan demikian, proses keluar masuk dana dari ‘kantong’ Anda akan lebih terpantau dan memiliki catatan yang jelas, untuk bisa dievaluasi dan diperbaiki dari waktu ke waktu.

2. Dana Darurat

Dana darurat adalah tujuan finansial pertama dan terpenting yang harus Anda penuhi terlebih dahulu, sebelum melangkah ke hal atau tujuan lainnya. Sisihkanlah sebagian gaji—sesuai kemampuan—ke pos dana darurat ini.

Sebaiknya simpan dana darurat pada instrumen yang liquid dan mudah diakses, misalnya tabungan, reksa dana pasar uang, deposito, ataupun logam mulia.

Dana darurat harus ‘menganggur’, tidak boleh diputar, diinvestasikan di instrumen tinggi risiko, ataupun dipergunakan selain untuk hal-hal darurat. Setelah terpakai, buat komitmen untuk mengembalikan dana darurat hingga mencapai nominal yang memadai, minimalnya 3 bulan pengeluaran rutin.

Related Topics