FINANCE

IMF: Resesi Global Tak Terhindarkan di Tahun Depan

IMF pangkas prospek pertumbuhan ekonomi dunia hampir 1 poin.

IMF: Resesi Global Tak Terhindarkan di Tahun DepanDirektur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva. (Shutterstock)
07 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan prospek resesi global tak terhindarkan 2023, seiring berbagai risiko yang terus meningkat. Masa suram ekonomi global sudah bahkan sudah terlihat sejak April lalu.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan sejak April, banyak sentimen yang mempengaruhi perekonomian dunia secara signifikan, seperti penyebaran inflasi yang merata, kenaikan suku bunga tajam, perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina, dan beragam sanksi perang yang dikenakan kepada Rusia atas serangan ke Ukraina yang memperburuk keadaan.

“Ini seperti berada di perairan yang sangat berombak. Risiko terus meningkat hingga kami sulit mengesampingkannya,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters Kamis (7/7).

Akibatnya, IMF kembali menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini untuk ketiga kalinya ke angka 3,6 persen. Saat ini, para ekonom IMF masih menyelesaikan laporannya, dan perkiraan terbaru 2022-2023 diharapkan dapat rilis pada akhir Juli mendatang. Tahun lalu, ekonomi global tumbuh 6,1 persen.

Risiko resesi sudah ada di depan mata

Ilustrasi resesi ekonomi global.
Ilustrasi resesi ekonomi global. (Pixabay/Elchinator)

Kontraksi yang dialami negara-negara dengan ekonomi besar, seperti Cina dan Rusia, telah menyita perhatian para investor. Bahkan, kurva imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat– hari kedua berturut-turut sejak (6/7)–semakin menunjukkan resesi kian dekat dan ahirnya memicu kekhawatiran para investor.

Dengan situasi ini, Georgieva menilai bahwa perekonomian global akan semakin berat. “Ini akan menjadi tahun yang sulit, tetapi mungkin 2023 akan lebih sulit. Risiko resesi meningkat pada 2023,” katanya. 

Kondisi dilematis yang dihadapi banyak negara

Ilustrasi global bond
Shutterstock/createjobs51

Related Topics