HSBC Indonesia Optimistis Hadapi Persaingan di Segmen Nasabah Kaya

- HSBC Indonesia optimistis menghadapi persaingan di segmen nasabah kaya yang semakin ketat.
- HSBC Indonesia percaya diri berkat basis nasabah yang kuat dan loyal, serta strategi investasi dan wealth management yang kuat.
- Fokus HSBC di segmen premier banking lebih banyak pada pengelolaan portofolio investasi, bukan pinjaman, terutama di tengah tren penurunan suku bunga.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank HSBC Indonesia optimistis menghadapi kompetisi antar antar-bank dalam berebut ceruk di segmen high net worth individual (HNWI) atau nasabah kaya yang semakin ketat mejelang akhir tahun.
Direktur International Wealth and Premier Banking HSBC Indonesia, Lanny Hendra, mengatakan bahwa kompetisi di segmen ini merupakan hal yang wajar. HSBC pun percaya diri telah memiliki basis nasabah yang sudah kuat dan loyal
"Kompetisi itu selalu ada dan itu sehat, menurut saya tapi bukan berarti tidak bisa. Saya pikir market Indonesia cukup besar dengan peluang sangat besar," ujar Lanny dalam peresmian Wealth Center HSBC di World Trade Centre 1, Jakarta, Selasa (21/10).
Ia mengatakan, setiap bank memiliki peluangnya masing-masing, dengan berbagai strategi yang ditawarkan. Di HSBC sendiri hadir dengan strategi menjaga kepercayaan nasabah serta memperkuat layanan berbasis investasi dan wealth management Lewat cara ini, Lanny optimistis mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama di segmen nasabah kaya.
"Jadi fokus kita adalah tetap menjaga dan tetap menjadi partner yang terbaik. Dan dengan melakukan itu dengan baik ya menurut saya semuanya akan datang dengan natural gitu kan karena mulut ke mulut orang comfortable ya," katanya.
Terkait kondisi suku bunga dan penempatan dana nasabah di tengah tren penurunan suku bunga, Lanny menjelaskan bahwa fokus HSBC di segmen premier banking lebih banyak pada pengelolaan portofolio investasi, bukan pinjaman.
“Kalau dampak suku bunga mungkin lebih terasa di sisi lending. Sementara di premier banking, kami lebih fokus pada investasi dan pengelolaan kekayaan nasabah,” kata dia.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan nasabah kaya dengan saldo di atas Rp5 miliar tercatat tumbuh 9,45 persen secara tahunan (YoY) per Juli 2025.