Laba Maybank Indonesia Terkontraksi 7,4% di 2022, Ini Penyebabnya
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mencatatkan laba sebelum pajak tercatat senilai Rp2,04 triliun pada 2022. Nilai tersebut terkontraksi 7,4 persen (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 senilai Rp2,20 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, menjelaskan, masih terkontraksinya laba disebabkan oleh penurunan loan yields akibat persaingan ketat di industri, serta penurunan pendapatan dari Global Markets (GM).
Namun demikian, Maybank Indonesia masih mencatat biaya dana (cost of funds) yang membaik dan membukukan provisi yang lebih rendah, seiring dengan membaiknya kualitas kredit.
"Di tahun 2023, kami akan melanjutkan upaya transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital SME, serta memperluas jangkauan layanan Bank dengan memanfaatkan ekosistem digital," kata Taswin melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (20/2). Ia menyebut, Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) masih mampu meningkat sebesar 36 bps menjadi 5,1 persen pada Desember 2022. Hal ini didukung oleh biaya dana yang lebih rendah dan saldo CASA yang lebih tinggi, serta pertumbuhan pembiayaan otomotif (auto-loan) dengan marjin yang lebih tinggi.
Kredit Maybank Indonesia tumbuh 5,9%

Sementara itu, penyaluran kredit Maybank Indonesia masih mampu tumbuh 5,9 persen menjadi Rp107,82 triliun dari Rp101,77 triliun pada tahun sebelumnya. Kredit tersebut didukung oleh peningkatan pembiayaan pada segmen korporasi dan ritel.
Kredit segmen korporasi yaitu, Global Banking mampu tumbuh 7,1 persen menjadi Rp40,65 triliun, sedangkan total kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-Ritel tumbuh 5,2 persen menjadi Rp67,17 triliun dari Rp63,82 triliun.
Dengan kondisi tersebut, perseroan mencatat pendapatan fee (fee-based income) turun 15,8 persen yang disebabkan oleh pendapatan fee Global Market yang turun 62,7 perss Y-o-Y akibat kenaikan suku bunga global dan volatilitas pasar. Namun demikian, pendapatan dari layanan valas ritel telah mengalami perbaikan yang berasal dari kantor-kantor cabang di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Untuk Rasio Non Performing Loan (NPL) konsolidasian tercatat jug membaik menjadi 3,5 persen (gross) dan 2,3 persen (net) pada Desember 2022 dari 3,7 persen (gross) dan 2,6 persen (net) pada Desember 2021. Sedangkan untuk rasio Loan at Risk (LAR) (Bank only) membaik menjadi 12,7 persen pada Desember 2022 dari 18,0 persen pada tahun sebelumnya.
Simpanan nasabah Maybank Indonesia turun 8%

Dari segi likuiditas, Bank membukukan CASA sebesar Rp54,35 triliun didukung oleh kenaikan pada rekening Giro sebesar 0,2 perse menjadi Rp32,43 triliun dan rekening tabungan sebesar Rp21,91 triliun.
"Hal ini selaras dengan strategi Bank dalam memperkuat likuiditas melalui simpanan berbiaya rendah dengan mengoptimalkan layanan digital untuk memperoleh simpanan nasabah," kata Taswin.
Di lain sisi, Bank juga mampu mengurangi simpanan berbiaya tinggi yaitu deposito berjangka yang turun 15,3 persen menjadi Rp51,36 triliun dari Rp60,63 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini menjadikan total simpanan nasabah tercatat turun 8,0 persen (yoy).
Dengan raihan tersebut, Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat sebesar 26,7 persen pada Desember 2022, dengan total modal sebesar Rp28,86 triliun pada akhir Desember 2022.