OttoDigital Ungkap Strategi Pembiayaan di Tengah Kelesuan Daya Beli

- OttoDigital menyoroti pentingnya solusi pembiayaan karyawan di tengah lemahnya ekonomi domestik dan daya beli masyarakat.
- Data inflasi tahunan Indonesia per Maret 2025 hanya 1,03 persen, di bawah ekspektasi pasar dan target Bank Indonesia.
- Grace Sunarjo dari OttoDigital mengungkapkan kehadiran OttoKasbon sebagai solusi finansial yang aman dan cepat bagi karyawan serta menjaga stabilitas tim kerja perusahaan.
Jakarta, FORTUNE - Fintech P2P lending milik Salim Grup, OttoDigital menyoroti pentingnya solusi pembiayaan karyawan sebagai respons terhadap lemahnya ekonomi domestik dan daya beli masyarakat.
Salah satu indikator pelemahan ini tercermin dari data inflasi tahunan Indonesia per Maret 2025 hanya 1,03 persen. Angka ini bahkan di bawah ekspektasi pasar dan target Bank Indonesia.
Fenomena ini juga tercermin dari penurunan jumlah pemudik Lebaran sebesar 24 persen menjadi 146 juta orang. Turunnya mobilitas masyarakat selama periode hari raya menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat tengah menghadapi tekanan finansial.
Setelah lebaran, masyarakat masih menghadapi tantangan dengan kondisi keuangan yang menipis akibat pengeluaran tinggi saat Lebaran, mulai dari biaya mudik, belanja kebutuhan hingga pemberian THR untuk keluarga.
Dengan tanggal gajian masih jauh, sebagian karyawan terpaksa mencari bantuan keuangan darurat, yang tidak jarang justru terlibat ke pinjaman online ilegal.
Chief of Product Growth and Marketing OttoDigital, Grace Sunarjo mengatakan kondisi tersebut tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan individu. Perusahaan pun akan dirugikan apabila karyawannya melakukan pinjaman ilegal.
Maka dari itu, perlu adanya pendekatan proaktif dari manajemen perusahaan dalam menyediakan solusi finansial tanpa perlu mengganggu keuangan internal perusahaan karena dikasbonin karyawan.
“OttoKasbon hadir sebagai win-win solution bagi perusahaan dan karyawan. Di satu sisi, karyawan mendapatkan akses dana darurat yang aman dan cepat. Di sisi lain, perusahaan dapat menjaga stabilitas tim kerja tanpa harus mengelola kasbon manual atau khawatir dengan risiko penyalahgunaan pinjaman ilegal," ujar Grace dalam keterangan resmi, Rabu, (16/4).
Menurutnya, sejumlah perusahaan telah mengadopsi sistem ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan keuangan, terutama dalam menghadapi masa-masa kritis seperti pasca-Lebaran. Tanpa perlu integrasi sistem yang kompleks, OttoKasbon dapat diterapkan sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan dan memberikan akses pendanaan yang aman bagi karyawan.