Jakarta, FORTUNE - Milenial menghadapi tantangan keuangan yang berbeda dari generasi lain. Beragam kekhawatiran menghantui, biaya hunian yang tinggi, pembayaran pinjaman untuk pendidikan yang akan datang, hingga hutang kartu kredit yang terus bertambah, Namun, mereka tetap menjadi generasi yang paling terobsesi dengan uang—dan generasi yang ingin menunjukkannya. Demikian diungkap studi terbaru dari Wells Fargo, perusahaan jasa keuangan multinasional asal Amerika yang berpusat San Francisco, California,
Melansir Fortune.com, studi juga mengungkapkan bahwa meskipun lebih dari setengah milenial yang berkecukupan mengatakan mereka "sangat terpengaruh" oleh krisis biaya hidup, 59 persen merasa penting untuk "terlihat atau tampak" sukses secara finansial di mata orang lain. Apa yang menjadi alasannya?
menurut studi terbaru dari Wells Fargo. Ini adalah tanda lain dari "disfungsi uang" (sebagaimana disebut oleh Intuit Credit Karma), di mana orang
Salah satu faktor obsesi yakni terjebak “gagasan menjadi kaya”, sehingga mereka kehilangan pandangan tentang keadaan keuangan mereka yang sebenarnya. Studi Wells Fargo dilakukan terhadap milenial "berkecukupan" yang memiliki penghasilan setidaknya US$250.000 per tahun. Artinya tak hanya kaum muda berpenghasilan rendah yang merasa perlu untuk selalu “sejalan” dengan lingkungannya dan mendapat pengakuan.
Lebih dari 40 persen dari sekitar 1.000 responden, mengatakan penting untuk memiliki tanda-tanda kekayaan yang terlihat., baik itu dengan membeli mobil mewah, pakaian, maupun tempat tinggal. Dalam perbandingan, hanya 21 persen dari generasi X, 8 persen dari baby boomers, dan 7 persen dari silent generation merasa sama.
"Milenial yang berkecukupan sebenarnya bekerja keras dan meraih kesuksesan keuangan," kata Emily Irwin, Managing Director of Advice and Planning Wells Fargo, kepada Fortune.
Dia menambahkan, mereka berjuang untuk mendapat pengakuan dan sebagai hasilnya, ada tren berkembang untuk menyajikan diri dengan citra yang tidak mencerminkan situasi keuangan mereka sebenarnya. Pandangan ini dapat dikatakan sebagai disfungsi cara memandang uang dan kekayaan,
“Bagi beberapa orang, ini bahkan bisa menjadi mentalitas 'berpura-pura sampai Anda berhasil',” katanya,
Bahkan beberapa milenial terkaya menghadapi disfungsi uang, dan lebih dari 40 persen dari mereka harus mengandalkan kartu kredit atau pinjaman untuk mendanai gaya hidup mereka—semua sambil mengakumulasi utang, menunjukkan survei Wells Fargo. Sebagai gambaran, utang rata-rata warga Amerika di antara pemegang kartu kredit selama kuartal keempat tahun 2023 adalah US$6.864, menurut LendingTree. Dan milenial adalah salah satu konsumen yang paling kesulitan dengan tunggakan utang.
"Milenial telah melihat peningkatan terbesar dalam tingkat keterlambatan pembayaran mereka dan sekarang memiliki tingkat yang jelas di atas tingkat sebelum pandemi," kata peneliti Federal Reserve New York dalam panggilan pers November 2023. Menurutnya, situasi ini mengherankan, sebab di pasar kerja peluang mendapatkan pekerjaan masih terbuka luas.