Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Saham Terkoreksi Hingga 20% ytd, BCA Belum Mau Buyback

jajaran direksi dan komisaris bca.png
Bank BCA (Dok. Bank Central Asia)
Intinya sih...
  • Saham BCA terkoreksi 20% ytd, turun 1,57% pekan ini dan ditutup di level Rp7.850 per saham.
  • BCA menilai dinamika pasar yang volatile dan tekanan jual investor asing sebagai faktor utama koreksi saham.
  • Kinerja keuangan BCA tetap solid dengan total kredit tumbuh 12,9%, DPK naik 5,7%, dan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% YoY.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE -Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat terkoreksi beberapa waktu terakhir. Meskipun begitu, perusahaan enggan melakukan pembelian kembali (buyback) saham.

Pada penutupan perdagangan Senin (11/9), saham BCA ditutup menguat tipis atau 0,64 persen, namun dalam sepekan saham perseroan sudah terkoreksi 1,57 persen atau turun 125 basis poin ke level Rp7.850 per saham. Bahkan sepanjang tahun berjalan 2025 atau secara year to date, saham BBCA tercatat melemah 20,71 persen.

Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih mengakui kondisi ini. Ia menilai, dinamika pasar dan kondisi pasar modal saat ini masih volatil, yang salah satu faktor utamanya disebabkan tekanan jual dari investor asing.

Kendati demikian, alih-alih melakukan aksi korporasi, BCA memilih menyerahkan pergerakan saham kepada mekanisme pasar. Pasalnya, emiten perbankan ini sudah melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada awal tahun saat koreksi terjadi.

“Saat ini kita belum memiliki rencana untuk melakukan share buyback lagi, kita serahkan kepada pasar,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (9/11).

Di sisi lain, menurutnya fundamental BCA tetap solid. Kinerja keuangan, likuiditas, serta permodalan berada di tingkat yang memadai untuk menopang kebutuhan bisnis dan ekspansi ke depan.

Hingga Juni 2025, total kredit BCA tumbuh sebesar 12,9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp959 triliun. Sejalan dengan itu total dana pihak ketiga (DPK) perseroan naik 5,7 persen YoY menjadi Rp1.190 triliun per Juni 2025, dengan komponen dana giro dan tabungan (CASA) meningkat 7,3 persen YoY seiring dengan pertumbuhan frekuensi transaksi.

Kualitas aset juga terjaga dengan baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,2 persen dan loan at risk (LAR) sekitar 5,7 persen, yang turun dibandingkan tahun sebelumnya. Profitabilitas BCA pun masih mencatat pertumbuhan positif hingga paruh pertama 2025. BCA dan entitas anak membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 8 persen YoY menjadi Rp29 triliun pada semester I tahun 2025. Oleh karena itu, masalahnya bukan dari dalam BCA.

Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya menambahkan, kondisi volatilitas pasar justru bisa dimanfaatkan investor domestik untuk masuk ke saham BCA. Secara umum, ia menyebut saat ini juga terjadi peningkatan jumlah investor ritel menjadi sekitar 509 ribu.

"Ini menunjukkan adanya sedikit pergeseran dari komposisi asing ke domestik, dan menurut kami hal tersebut wajar," ujarnya.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Finance

See More

Saham Terkoreksi Hingga 20% ytd, BCA Belum Mau Buyback

11 Sep 2025, 22:36 WIBFinance