Selain Permudah Pembayaran, Ini Target BI Hadirkan QRIS di Jepang

- Layanan QRIS Indonesia kini resmi digunakan di merchant di Jepang, mencerminkan komitmen kuat kedua negara dalam mempererat hubungan ekonomi melalui inovasi digital.
- Nilai transaksi LCT Indonesia–Jepang mencapai US$5,1 miliar selama Januari-Juli 2025, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,23 miliar.
- Bank Indonesia menargetkan QRIS cross border ini bukan hanya alat pembayaran, tetapi juga skema penyelesaian transaksi langsung dalam rupiah–yen untuk menurunkan biaya konversi valuta asing dan meningkatkan efisiensi transaksi.
Jakarta, FORTUNE - Layanan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) mulai saat ini resmi bisa digunakan di merchant di Jepang. Bank Indonesia menargetkan QRIS di Jepang juga mampu mengurangi ketergantungan terhadap mata uang pihak ketiga.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan kehadiran QRIS Indonesia–Jepang merupakan babak baru yang menandai komitmen kuat kedua negara dalam mempererat hubungan ekonomi melalui inovasi digital.
"Masyarakat Indonesia dapat bertransaksi dengan lebih mudah di Jepang, yang sekaligus mencerminkan sistem pembayaran yang semakin kuat, saling terhubung melalui digital, dan semakin seamless," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (25/8).
Inisiatif inimelengkapi kerja sama Local Currency Transaction (LCT) antara Indonesia dan Jepang yang telah berjalan sejak 2020. Adapun, pada Januari-Juli 2025, nilai transaksi LCT Indonesia–Jepang mencapai US$5,1 miliar, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,23 miliar.
Dari sisi pengguna, pemanfaatan LCT juga menunjukkan tren positif dengan rata-rata 2.072 nasabah per bulan pada 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan 1.360 nasabah per bulan pada 2024.
Bank Indonesia menargetkan QRIS cross border ini bukan hanya sekadar alat pembayaran. Perry berharap skema penyelesaian transaksi langsung dalam rupiah–yen memungkinkan perdagangan dan investasi dilakukan tanpa harus bergantung pada mata uang pihak ketiga, sehingga menurunkan biaya konversi valuta asing dan meningkatkan efisiensi transaksi.
Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menambahkan bahwa sejak Agustus 2020 Indonesia dan Jepang telah bisa bertransaksi secara langsung menggunakan yen dan rupiah. Hadirnya QRIS, transaksi akan menjadi lebih mudah.
"Dengan implementasi ini kita dapat merealisasikan masa depan dimana transaksi barang dan jasa antara Jepang dan Indonesia semakin dinamis, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama," katanya.
BI optimistis dengan implementasi QRIS ini dapat membangun ekonomi digital yang inklusif, terutama UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian, para wisatawan, serta menjadi bagian perekonomian global yang semakin terintegrasi.