FINANCE

Pacu Volume Transaksi, BI-Fast Berpotensi Gerus Pendapatan Bank

Dukung UMKM, Perbina harap tarif BI-Fast bisa diturunkan.

Pacu Volume Transaksi, BI-Fast Berpotensi Gerus Pendapatan BankShutterstock/Tutik_P
14 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut, implementasi BI Fast berpotensi untuk menggerus pendapatan bank dari sisi fee based income. Bagaimana tidak, sebelum penerapan BI-Fast, biaya yang dikenakan ke nasabah untuk transfer antar bank sebesar Rp6.500,- kini lebih rendah di Rp2.500,-.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani di Nusa Dua Bali saat menjadi pembicara di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 (13/7). Meski demikian, bank masih dapat menggencarkan volume transaksi untuk menutupi penggerusan tersebut.

“Memang betul akan menurunkan fee based. Tapi kita berharap tentu dengan adanya peningkatan volume transaksi, menjadi kompensasi dari itu. Dan tentu yang dituntut oleh perbankan adalah semakin efisien dalam proses penangannya,”kata Handayani.

BI-Fast dorong penerapan cashless society

ilustrasi : ekonomi digital
Shutterstock/Treecha

Handayani yang juga menjabat sebagai Direktur Bisnis Konsumer BRI juga menyebut, BI Fast dapat berperan positif kepada implementasi digital di masyarakat.

Tak hanya itu, dengan biaya transfer yang murah, BI-Fast juga bisa meningkatkan budaya nontunai di masyarakat. “Ini bagian bagaimana kita mendorong cashless society. Harapannya dengan tarif yang makin turun terbentuk cashless society yang lebih baik, sehingga secara cost menjadi lebih efisien,” kata Handayani.

Dukung UMKM, Perbina harap tarif BI-Fast bisa diturunkan

Pengunjung memilih sepatu pada pameran UMKM Milenial di Kediri, Jawa Timur, Sabtu (26/3/2022)/ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww

Related Topics