Indeks Literasi Keuangan RI Naik ke 49,68%, Apa Artinya?
Selama Oktober saja, perbankan buka 2 juta rekening baru.
Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Dalam survei tersebut tercatat adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
Hasil SNLIK tahun 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan sebesar 85,10 persen. Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019 yaitu indeks literasi keuangan 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,19 persen. Peningkatan ini merupakan buah dari upaya seluruh pihak, baik pelaku jasa keuangan, regulator hingga masyarakat.
"Literasi dan inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu (30/10).
Ini metode yang diterapkan pada SNLIK
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital.
Proses pengambilan data SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten. Dengan responden sejumlah 14.634 orang berusia antara 15 sampai 79 tahun survei dilakukan dengan metode wawancara secara tatap muka dan dibantu dengan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
"Hasil SNLIK diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen serta bisa meningkatkan perlindungan masyarakat," jelas Friderica.
OJK dorong target inklusi keuangan 90%
Dalam kesempatan itu, Friderica juga menjelaskan upaya OJK untuk semakin meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat antara lain melalui Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar pada Oktober ini. Kegiatan BIK tahun 2022 ini mengangkat tema “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”.
Dirinya menyebut, BIK memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan. Sehingga upaya tersebut dapat mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024 serta guna mendukung pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.
Selama periode pelaksnaaan BIK tahun 2022, tercatat telah diselenggarakan sebanyak 2.538 kegiatan dengan total peserta sebanyak 1.599.860. Hingga saat ini capaian BIK tahun 2022 adalah sebesar:
• Industri Perbankan: pembukaan rekening baru sebanyak 2.037.105 rekening;
• Industri Pasar Modal sebanyak 64.228 rekening efek baru;
• Industri Perasuransian adalah sebanyak 69.091 polis;
• Industri Pembiayaan adalah sebanyak 451.638 debitur;
• Industri Pergadaian adalah sebanyak 2.878.570 rekening;
• Industri fintech adalah sebanyak 1.501.709 akun.