FINANCE

Ini Upaya Bank Victoria Kejar Modal Inti Rp3 Triliun 

Dari aksi korporasi hingga divestasi anak perusahaan.

Ini Upaya Bank Victoria Kejar Modal Inti Rp3 Triliun Ilustrasi Bank Victoria/KONTAN DANIEL PRABOWO
13 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) berkomitmen meningkatkan modalnya secara bertahap hingga Rp3 triliun di 2022. Hal tersebut dalam rangka memenuhi ketentuan modal inti minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Direktur Utama Bank Victoria Ahmad Fajar menyatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah penambahan modal dengan berbagai langkah strategis. Hingga saat ini berdasarkan laporan keuangannya, modal inti Bank Victoria tercatat sekitar Rp2 triliun.

"Meningkatkan modal secara bertahap di antaranya secara organik membukukan laba bersih, pengurangan aset non produktif yang membebani modal inti, penambahan modal disetor melalui private placement hingga rights issue serta divestasi anak perusahaan," jelas Ahmad Fajar melalui keterangan resminya yang diterima Fortune, Sabtu (11/9). 

Aksi korporasi penambahan modal

Dirinya juga menyatakan, pada tahun 2021 Bank Victoria telah melakukan aksi korporasi sampai dengan triwulan II tahun 2021 yaitu Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sekitar Rp94 miliar. 

Ahmad juga menyatakan, rasio permodalan masih berada dalam kondisi yang baik yaitu sebesar 16,33 persen. Sedangkan rasio NPL Netto Bank mengalami perbaikan menjadi 3,79 persen di semester I-2021 dari sebelumnya sebesar 4,91 persen per akhir triwulan IV tahun 2020. Sementara itu, likuiditas juga tetap terjaga dengan sehat di mana rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) berada pada kisaran 78,91 persen. 

Bukukan laba Rp32,3 miliar

Bank Victoria hingga semester-I tahun 2021 juga masih mencatatkan laba bersih senilai Rp32,3 miliar atau naik signifikan dari periode yang sama tahun 2020 senilai Rp8 miliar. 

Ahmad menyatakan, kinerja perusahaannya cukup stabil terlepas dari dampak signifikan pandemi Covid-19 yang sangat menantang di sektor keuangan Indonesia. "Sampai dengan triwulan II tahun 2021, Bank tetap mencatatkan performa yang positif,"  kata Ahmad Fajar. 

Related Topics