Lakukan Efisiensi, Bank Neo Commerce Balikkan Rugi jadi Laba Rp14,23 M
Penyaluran kredit BNC turun 13,87%.

Fortune Recap
- PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil mencatatkan laba bersih Rp14,23 miliar di kuartal I 2024 setelah mengalami kerugian tahun lalu.
- Direktur Bisnis BNC, Aditya Windarwo, menjelaskan upaya efisiensi dalam operasional perbankan untuk meningkatkan kinerja.
- Langkah efisiensi BNC terlihat dari penurunan rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 7,91 persen di kuartal I 2024.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil membalikkan rugi menjadi Laba bersih sebesar Rp14,23 miliar di kuartal I 2024. Padahal, periode yang sama di tahun lalu, bank ini masih membukukan kerugian Rp68,40 miliar.
Direktur Bisnis Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo menjelaskan, dalam upayanya meningkatkan perbaikan kinerja, BNC melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankannya.
"Upaya ini diinisiasi sejak awal tahun 2023 dan berlanjut hingga kini. Berbagai upaya tersebut meliputi menerapkan kegiatan promosi yang lebih tepat sasaran, berfokus pada peningkatan layanan dengan produk dan fitur yang lengkap, meningkatkan kualitas kredit, meningkatkan risk awareness dan manajemen risiko yang lebih baik," jelas Aditya melalui keterangan resmi uang dikutip di Jakarta, Rabu (22/5).
Berbagai langkah efisiensi yang BNC lakukan membuahkan hasil terlihat dari sisi rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan sebesar 7,91 persen menjadi sebesar 98,83 persen di kuartal I 2024, dari 106,74 persen dari periode yang sama di tahun 2023.
Produk deposito BNC turun 3,59%

Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNC pada 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp14,35 triliun dengan CASA rasio 27,60 persen. Ia menyebut, terjadi peningkatan pada tabungan sebesar 16,17 persen dari Rp3,05 triliun pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp3,54 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Sedangkan deposito mengalami penurunan 3,59 persen dari Rp10,77 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp10,39 triliun di kuartal I 2024. Sementara jumlah DPK pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp13,84 triliun dan Rp14,62 triliun. Dengan ini, Aditya yakin BNC bisa segera menggenjot penyaluran kreditnya dan menorehkan kinerja yang positif ke depannya.
Kredit BNC turun 13,87%

Kredit yang disalurkan Bank Neo Commerce pada 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp9,40 triliun, menurun 13,87 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,91 triliun.
Apabila dilihat secara bulanan, kredit yang disalurkan BNC pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp9,76 triliun dan Rp10,14 triliun. Tren ini akan berlanjut untuk kredit yang disalurkan di April 2024.
Meski demikian, BNC terus berupaya menjaga kualitas kredit di mana Non-Performing Loan (NPL) neto per 31 Maret 2024 sebesar 1,30 persen, membaik dari sebelumnya 2,67 persen pada kuartal I 2023. Hal ini terjadi karena BNC berfokus pada penyaluran kredit yang berkualitas, dengan lebih selektif dalam penyalurannya.
Dengan capaian itu, Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC untuk tiga bulan pertama tahun 2024 tercatat sebesar Rp773,27 miliar. Pendapatan bunga bersih BNC untuk periode hingga April 2024 akan mencerminkan tren penyaluran kredit di periode tersebut.
“Namun kami yakin keadaan ini akan segera berbalik karena penyaluran kredit akan tumbuh tinggi dengan kualitas yang terjaga baik,” ungkap Aditya lebih lanjut.