FINANCE

OJK Dorong Digitalisasi Industri Keuangan dan BPRS Ini 3 Fokusnya

Hijra Bank dan Netzme terus mendorong upaya digitalisasi.

OJK Dorong Digitalisasi Industri Keuangan dan BPRS Ini 3 FokusnyaKawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
30 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator terus mendorong percepatan transformasi digital di industri perbankan, terutama di Bank Perekonomian Rakyat/Syarish (BPR/BPRS). 

Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten, Robert Akyuwen mengatakan, transformasi digital dalam industri jasa keuangan sejalan dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) dan roadmap tematik lainnya. 

"Salah satu fokusnya adalah pada industri BPR/BPRS, di mana langkah-langkah berikut ditekankan. Pertama, memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI) yang diperlukan untuk mendukung penerapan digitalisasi dalam perbankan syariah," kata Robert melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (30/5). 

Fokus kedua yang harus dijalankan industri BPRS ialah menyusun kebijakan yang mendukung langkah transformasi. Dan ketiga ialah mendorong penggunaan platform yang sama untuk mempermudah integrasi. Serta fokus keempat ialah mendorong pengembangan modul pendanaan dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akad syariah.

Buah transformasi digital, Hijra Bank catat pertumbuhan 200%

diskusi panel dengan topik “Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Islam di Indonesia”/Dok Hijra Bank

Salah satu contoh transformasi digital yang dilakukan BPRS ialah Hijra Bank yang menjadi satu-satunya BPRS yang telah memiliki mobile banking. 

Oleh karena itu, Ia menilai Hijra Bank dapat menjadi trigger yang baik untuk memacu pertumbuhan digitalisasi di perbankan syariah, terutama di BPRS Indonesia. 

Hijra Bank sendiri baru diluncurkan sekitar enam bulan lalu dengan konsep seluruhnya menggunakan digital—mulai dari layanan, produk, serta operasionalnya. Namun, Hijra Bank mencatatkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan pengguna lebih dari 200 persen, yang mana kebanyakan penggunanya dari generasi milenial dan gen-Z.  

Pertumbuhan yang kami alami selama enam bulan terakhir merupakan upaya kami untuk terus membuktikan bahwa BPR/BPRS juga mampu bertahan, bahkan mencapai kejayaan, di era digital seperti sekarang," ungkap Co-Founder Hijra Dima A. Djani. 

Pertumbuhan pengguna Hijra Bank juga sejalan dengan peningkatan transaksi yang signifikan melalui platform digital Hijra Bank. Angka tersebut telah melampaui tiga kali  lipat sejak peluncurannya pada Desember 2022. 

Hasilnya, kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan tren positif. Pada akhir tahun 2022, pertumbuhan pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga laba Hijra Bank hampir mencapai 200 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meskipun pembiayaan meningkat, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga mengalami perbaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank mengalami peningkatan yang positif. 

Sementara itu, Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya Effendi Siregar menambahkan, tantangan yang mesti dihadapi Hijra Bank dan perbankan syariah lainnya saat ini adalah mencari bagaimana transformasi digital menjadi identitas baru bagi seluruh perbankan syariah di Indonesia, terutama BPRS.  

“Perbankan syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model jika dibandingkan perbankan pada umumnya. Upaya yang dilakukan OJK dan Hijra Bank ini mesti menjadi peluang untuk menciptakan para pelaku industri perbankan syariah untuk mengambil root perbankan syariah yang unik dan tidak mungkin bisa diikuti oleh perbankan konvensional," kata Mulya Effendi.

Digitalisasi Koperasi, PWRI Gandeng Netzme Luncurkan DigiKop

Peluncuran DigiKop PWRI dengan Netzme/Dok PWRI

Related Topics