Jakarta, FORTUNE - Penggunaan QRIS semakin masif di masyarakat, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah pengguna QRIS mencapai 51,43 juta dengan jumlah merchant mencapai 33,21 juta yang tersebar di sejumlah daerah. Dari jumlah tersebut, transaksi penggunaan QRIS pun terus melesat naik 207,55 persen secara year on year (yoy).
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan bahwa stabilitas infrastruktur Sistem Pembayaran yang terjaga membuat transaksi semakin melojak di masyarakat.
“Ditopang interkoneksi struktur industri yang makin luas, dari sisi infrastruktur, kelancaran dan keandalan sistem pembayaran Bank Indonesia terjaga baik, aman, dan andal, didukung kondisi likuiditas dan operasional yang memadai,” kata Perry saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus, yang dikutip di Jakarta, Kamis (22/8).
Dari sisi struktur industri, lanjut Perry, interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) juga semakin meningkat. Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang memfasilitasi interkoneksi di sistem pembayaran tumbuh positif didorong perluasan kerja sama antar pelaku industri.
Transaksi digital banking naik 30,50%
Perry menyebut, keandalan sistem pembayaran juga mendukung kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital hingga pertengahan tahun 2024. Transaksi digital banking tercatat 1.845 juta atau tumbuh sebesar 30,50 persen (yoy), sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 22,61 persen (yoy) mencapai 1.272 juta transaksi.
Dari sisi nilai besaran, transaksi BI-RTGS meningkat 15,36 persen (yoy) mencapai Rp15.450 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST juga masih tumbuh 65,08 persen (yoy) mencapai 301,41 juta transaksi.
Di sisi lain, untuk transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D masih turun 9,57 persen (yoy) menjadi 584,95 juta transaksi. Sedangkan untuk transaksi kartu kredit tumbuh 15,35 persen (yoy) mencapai 39,83 juta transaksi. Sementara dari pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 9,45 persen (yoy) menjadi Rp1.041,02 triliun.
Bank Indonesia juga terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil).