Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Hermès Birkin (unsplash.com/Zoshua Colah)

Jakarta, FORTUNE - Konsumen barang mewah di Cina mulai mengetatkan pengeluaran di tengah perlambatan ekonomi, memaksa merek-merek global seperti Louis Vuitton menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Salah satunya adalah menurunkan ambang batas eksklusivitas dalam acara khusus bagi pelanggan penting atau VIC (Very Important Client).

Pada sebuah acara di toko utama Louis Vuitton di Beijing, model-model memperagakan koleksi terbaru diiringi denting gelas sampanye dan tepuk tangan dari tamu terbatas. Dulu, undangan untuk acara semacam ini hanya diberikan pada pelanggan yang membelanjakan setidaknya 500.000 yuan atau sekitar Rp1,98 miliar per tahun.

Namun, kini standar itu telah berubah. “Biasanya acara seperti ini hanya untuk pelanggan yang belanjanya minimal 500.000 yuan per tahun,” ujar Liu Yu, penggemar barang mewah.

Dia menambahkan, “Saya hanya belanja sekitar 100.000 yuan per merek, tapi tetap diundang dua kali dalam satu minggu di bulan Maret.”

Strategi ini merupakan respons atas menurunnya permintaan di pasar domestik, yang dulu menjadi tumpuan pertumbuhan industri barang mewah global. Acara VIC yang kini marak dibagikan di platform seperti Douyin dan Xiaohongshu menjadi salah satu cara merek untuk mempertahankan minat konsumen.

Pasar Cina lesu

Editorial Team