Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BEI Luncurkan Layanan Repo dalam SPPA, Bidik Transaksi Rp200 Triliun

Ilustrasi bursa efek indonesia (wikimedia commons/Bursa Efek Indonesia)

Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan fitur transaksi Repurchase Agreement (Repo) dengan underlying surat utang pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), yang merupakan platform perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) di pasar sekunder Indonesia.

“Transaksi Repo di SPPA dilakukan dengan scope implementasi. Tipe transaksinya adalah Repo klasik atau standar dengan underlying surat utang negara yang mekanismenya single collateral. Harga pembeliannya menggunakan acuan PHEI, sedangkan metode perhitungan menggunakan standar BI,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, secara daring, Senin (10/3).

Fitur transaksi tersebut resmi efektif per 10 Maret 2025. Dasarnya adalah Surat Keputusan Direksi nomor 0001/BEI/03-2025 tentang Perubahan Peraturan Perdagangan Efek melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif serta SK Direksi No.0002/BEI/03-2025 tentang Perubahan Peraturan Pengguna Jasa Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif.

Milestone ini merupakan langkah lanjut dari komitmen Bursa Efek Indonesia untuk terus meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta likuiditas dari perdagangan surat utang dan pasar uang oleh pelaku pasar di Indonesia," kata Jeffrey.

Transaksi Repo merupakan kontrak jual atau beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan.

Melalui peluncuran fitur tersebut, BEI menargetkan nilai transaksi Rp200 triliun pada tahun ini, yang juga didorong oleh transaksi outright.

SPPA membukukan total transaksi cukup signifikan pada 2024 dengan nilai Rp246,1 triliun atau tumbuh 76 persen dari tahun sebelumnya.

BEI menyatakan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meluncurkan fitur tersebut. Pasalnya, SPPA punya pangsa pasar besar, dan pengguna jasanya semakin banyak, baik bank hingga sekuritas.

“Dari sisi pangsa pasar, saat ini inter-dealer market share dari seluruh pengguna jasa SPPA telah mencapai 16 persen dari transaksi OTC (over the counter). Hal ini  meningkat 77 persen dari market share sebelumnya yang hanya 9 persen pada 2023,” katanya. 

Hingga saat ini, 39 pengguna jasa aktif SPPA memiliki rata-rata nilai transaksi harian lebih dari Rp 1 triliun. BEI berharap, peluncuran transaksi Repo dapat membuka peluang bagi meluasnya segmen pengguna jasa SPPA.

“Harapan kami SPPA juga dapat dijadikan platform bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia untuk membantu monitoring harga, media kuotasi harga oleh primary dealers, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait fiscal policy dan monetary policy,” ujarnya.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us