- Rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp14,5 triliun dengan jumlah hari bursa 239 hari.
- Jumlah pencatatan efek sebanyak 555 efek, terdiri dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi ETF, Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan efek beragun aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.
- Investor pasar modal baru sejumlah 2 juta investor baru.
- Jumlah pendapatan BEI diproyeksi meningkat 9,54 persen menjadi Rp1,94 triliun, yakni Rp1,77 triliun (target RKAT 2025 revisi).
- Laba bersih yang diperkirakan naik 18,02 persen menjadi Rp300,81 miliar dari Rp254,9 miliar (target RKAT 2025 revisi).
- Cost to income ratio perseroan diperkirakan mencapai 80,5 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2015.
BEI Revisi Target IPO 2025 dari 66 Jadi 45, Beberkan Juga Target 2026

Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) merevisi target IPO (initial public offering) saham dari 66 perusahaan menjadi 45 perusahaan pada 2025.
Salah satunya karena emiten baru yang mencatatkan sahamnya di bursa pada tahun ini baru berjumlah 23 perusahaan hingga 29 Oktober 2025. Ditambah dengan 13 calon emiten yang masih mengantre giliran untuk melantai di bursa.
Di antara para emiten baru yang debut di BEI pada 2025, 5 di antaranya merupakan perusahaan mercusuar. "Jadi target kami tahun ini memang 5 [IPO lighthouse], tapi saya rasa di akhir tahun akan melebihi dari target itu," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu (29/10).
Lebih lanjut, pada 2026, BEI menargetkan jumlah IPO saham sebanyak 50 perusahaan, yang termasuk 6 IPO perusahaan mercusuar.
Dari segi kinerja, BEI pun mengumumkan sejumlah asumsi dalam rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2026, yakni:
IPO lighthouse 2025

Dalam kesempatan yang sama, BEI mengungkap masih ada 3 calon emiten lighthouse dalam antrean IPO saham pada 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, ketiga perusahaan itu masing-masing datang dari sektor infrastruktur, pertambangan, dan finansial. Sayangnya, BEI enggan mengungkapkan detail lebih lanjut terkait calon emiten tersebut.
"Tidak boleh membicarakan nama dulu sebelum waktunya, tapi saya sudah sampaikan sektornya," kata Nyoman setelah konferensi pers RUPSLB BEI.
Ketiga calon perusahaan terbuka itu sudah memenuhi kriteria untuk mencatatkan saham di bursa pada tahun ini berdasarkan aspek keuangan. Akan tetapi, kecepatan proses pelaksanaan IPO akan bergantung pada kesiapan pemenuhan informasi.
"Kita harapkan nanti akan dapat tercatat di tahun 2025," kata Nyoman.
Sebagai konteks, perusahaan mercusuar atau lighthouse company adalah calon perusahaan terbuka dengan 2 ciri khas, yakni: memiliki kapitalisasi pasar setidaknya Rp3 triliun dan free float saham minimum 15 persen.











