Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ditopang Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga, Emas Spot Tembus Rekor

Futures Emas Lebih Rendah Dari Pada Masa Asia
Futures Emas Lebih Rendah Dari Pada Masa Asia
Intinya sih...
  • Harga emas global mencapai rekor tertinggi US$3.508 per troy ounce.
  • Ekspektasi pemotongan suku bunga AS dan pelemahan dolar mendukung kenaikan harga emas.
  • Faktor fundamental ekonomi, politik, dan teknikal menopang penguatan harga emas ke level US$3.525.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Harga emas global menembus level US$3.508 per troy ounce atau mencapai rekor tertinggi pada perdagangan pagi ini, Selasa (2/9). Kenaikan ini terjadi seiring dengan melemahnya dolar dan meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS).

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menjelaskan secara teknikal, peluang bullish emas terus berlanjut. Harga emas yang melaju di level US$3.500 menandai area resistance psikologis krusial yang dipantau pasar.

Jika level tersebut mampu ditembus dengan volume kuat, maka peluang menuju rekor baru semakin terbuka. Sebaliknya, kegagalan menembus level ini bisa memicu aksi ambil untung jangka pendek.

"Jika tekanan bullish tetap berlanjut, XAU/USD berpotensi menanjak hingga US$3.525. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum, koreksi teknikal bisa menyeret emas kembali ke area support di US$3.440," kata dia kepada Fortune Indonesia, Selasa (2/9).

Andy memperkirakan tren ini terus berlanjut, sebaab secara fundamental makro-ekonomi mendukung perburuan emas.

Ia mengatakan, data inflasi yang dinilai masih tinggi menjadi salah satu penggerak. Data terakhir menunjukkan harga konsumen naik hampir 3 persen secara tahunan, jauh di atas target 2 persen yang dipatok The Federal Reserve.

Di sisi lain, pelemahan pasar tenaga kerja yang disorot langsung oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya di Jackson Hole mendorong ekspektasi penurunan suku bunga.

Kondisi ini membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga kian menguat. Berdasarkan proyeksi Prime Market Terminal, peluang The Fed menurunkan suku bunga pada pertemuan September mencapai sekitar 85 persen.

Selain faktor ekonomi, isu politik juga memberi dorongan tambahan bagi emas. Upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook, menimbulkan kekhawatiran besar terkait independensi bank sentral.

Maka dari itu, kondisi yang tidak stabil pada akhirnya akan memberi dukungan tambahan bagi emas, yang kembali diposisikan investor sebagai aset lindung nilai Utama.

Dengan dukungan teknikal yang bullish dan sentimen fundamental yang condong pada pelonggaran kebijakan moneter, emas berpeluang tetap bertahan di jalur penguatan.

Namun demikian Andy tetap mengingatkan investor ataupun trader tetap mewaspadai potensi konsolidasi. Maka dari itu data NFP yang akan dirilis pekan ini menjadi ujian penting bagi arah emas selanjutnya, sekaligus faktor penentu apakah reli menuju rekor baru dapat terwujud.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us