Duta Intidaya (DAYA) Bentuk Anak Usaha Baru, Ini Tujuannya

- Pembentukan anak perusahaan didasari oleh akta pendirian Perseroan Terbatas No 70 tanggal 18 Februari 2025 dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0061088.AH.01.11.
- PT Cahaya Nusa Niaga memiliki modal dasar pembentukan sebesar Rp10 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Operator toko perawatan dan kecantikan Watsons di Indonesia, PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), resmi mendirikan entitas anak perusahaan, yaitu PT Cahaya Nusa Niaga.
“Maksud didirikannya PT Cahaya Nusa Niaga adalah untuk menunjang kegiatan usaha utama perseroan dengan menjalankan kegiatan impor, perdagangan besar dan distribusi produk-produk perseroan dan menjadi pemilik sah atas registrasi produk-produk yang diimpor,” demikian Direktur dan Sekretaris DAYA, Erwantho Siregar, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (17/3).
Erwantho menegaskan tidak ada dampak lain terhadap kejadian, informasi atau fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik.
Kemudian, pembentukan anak perusahaan yang dilakukan pada 14 Maret 2025 tersebut didasari oleh akta pendirian Perseroan Terbatas No 70 tanggal 18 Februari 2025 dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0061088.AH.01.11.
Melalui keterbukaan informasinya, perseroan menyebutkan bahwa modal dasar pembentukan anak perusahaan tersebut adalah Rp10 miliar yang terbagi atas 100.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100.000 per saham.
Sementara itu, modal yang disetor senilai Rp2,5 miliar yang terbagi atas 25.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100.000.
Dengan demikian, komposisi pemegang saham dari PT Cahaya Nusa Niaga adalah PT Duta Intidaya Tbk memegang 24.999 saham senilai Rp2,49 miliar atau setara 99,996 persen. Sedangkan, PT Sukses Bintang Utama menggenggam 1 saham senilai Rp100.000 atau 0,004 persen.
Berdasarkan laporan keuangannya, Duta Intidaya (DAYA) telah mencatatkan laba bersih Rp45,67 miliar sepanjang 2024, berbalik dari kondisi rugi Rp16,18 miliar pada 2023.
Laba diperoleh DAYA seiring dengan pendapatan bersih yang melonjak pada 2024 menjadi Rp2,06 triliun dibandingkan Rp1,54 triliun pada 2023.