Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi biji Kakao. (Pixabay/allybally4b)

Intinya sih...

  • Harga kakao berjangka mencapai US$10.080 per ton, turun menjadi US$9.622 karena defisit pasokan global.
  • Tekanan terjadi di pasar keuangan akibat lindung nilai dan margin call atas kerugian derivatif.
  • Kondisi pasokan terbatas di Afrika Barat, Brasil, dan Ekuador memicu situasi genting menurut Organisasi Kakao Internasional.

Jakarta, FORTUNE – Harga kakao berjangka mencatat kenaikan tertinggi sepanjang sejarah mencapai US$10.080 atau sekitar Rp159,74 juta (kurs Rp15.847,72 per dolar AS) per ton, pada perdagangan Selasa (26/3), sebelum akhirnya ditutup lebih rendah pada level US$9.622.

Bloomberg melaporkan, bahwa kenaikan ini dipicu oleh memburuknya hasil panen para petani utama di Afrika Barat, sehingga pasokan tahunan dunia mengalami defisit. “Industri ini sedang bergulat dengan dampak buruknya pendapatan yang dibayarkan kepada petani kakao dan kekhawatiran yang meningkat mengenai kemampuan untuk mendapatkan biji kakao dalam jumlah yang cukup,” tulis media ini, seperti dikutip Rabu (27/3).

Editorial Team

Tonton lebih seru di