IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi Dibayangi Aksi Jual Investor Asing

Jakarta, FORTUNE- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan koreksi pada Rabu (1/10), setelah ditutup turun 0,77 persen ke level 8.061 kemarin.
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, menjelaskan, pelemahan IHSG kemarin sore disertai dengan aksi penjualan asing sebesar Rp1,25 triliun di pasar reguler. Secara teknikal, koreksi terjadi karena aksi ambil untung setelah indeks acuan saham itu menyentuh area resisten klasik di kisaran 8.150.
Reza mengatakan, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menuju support terdekat di level psikologis 8.000. "Fokus pasar akan tertuju pada rilis data domestik, yaitu neraca perdagangan dan tingkat inflasi," kata Reza dalam riset hariannya.
Ia memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara support 8.000 dan resisten 8.157. Daftar saham pilihannya hari ini, yakni: CUAN, SMIL, dan RAJA.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan ISHG hari ini cenderung melemah dan menguji level support di antara 8.000 sampai dengan 8.020. Saham-saham yang masuk dalam pantauan tim riset Phintraco Sekuritas, yakni: AMRT, RAJA, RATU, ASRI, dan KRAS.
Secara teknikal, histogram positif MACD mengecil dan MACD berpotensi mengalami death cross, yang didukung oleh tekanan jual yang lebih dominan. IHSG ditutup di bawah level MA5 di sekitar 8.090. "Indikator Stochastic RSI mengarah ke arah pivot," kata tim riset Phintraco.
Sebagai konteks, sejumlah faktor membayangi laju IHSG kemarin sehingga ditutup terkoreksi. Pertama, rupiah yang bergerak sedikit menguat terhadap dolar AS. Indeks bursa Asia ditutup mixed (30/9), setelah data PMI manufacturing Tiongkok pada bulan September mengalami kontraksi selama enam bulan terturut-turut, meskipun mencatatkan kenaikan dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan pasar.
Selanjutnya investor akan mencermati data ekonomi, yaitu diantara indeks manufacturing PMI September 2025, neraca perdagangan dan inflasi September (1/10).
Dari Eropa (1/10), investor akan mencermati data inflasi bulan September 2025 yang diperkirakan naik pada level 2,2 persen (YoY) dari 2 persen pada Agustus 2025. Sedangkan untuk core inflation diperkirakan tetap di level 2,3 persen (YoY). Dari AS (1/10), investor akan menantikan indeks ISM Manufacturing PMI bulan September 2025 yang diperkirakan sedikit naik di 49 dari 48,7 pada Agustus 2025, setelah selama enam bulan mengalami kontraksi berturut-turut.