Manulife Perkirakan BI Rate 5,25-5,50 Persen hingga Akhir 2025

- BI Rate diperkirakan 5,25-5,50 persen hingga akhir 2025 menurut Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).
- Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan satu kali pada 2025 dan mempertahankan BI Rate pada 5.75 persen.
- Peluang pemangkasan suku bunga acuan masih terbuka karena kondisi fundamental yang mendukung.
Jakarta, FORTUNE - Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memberikan proyeksi atas suku bunga acuan BI Rate hingga yang hingga akhir 2025 diperkirakan bakal berkisar 5,25 - 5,50 persen.
“Akhir-akhir ini, BI konsisten mengomunikasikan pendekatan kebijakan berimbang antara stabilitas dan pertumbuhan,” demikian Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), menulis dalam risetnya, dikutip Rabu (12/3).
Sebagai konteks, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan satu kali pada 2025. Otoritas moneter itu menurunkan suku bunga acuannya hingga 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.
Pada Februari 2025, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan pada level 5,75 persen.
Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
Dimas menilai BI mengupayakan stabilitas nilai tukar dengan mempertahankan BI Rate pada 5.75 persen di tengah tekanan pelemahan rupiah. Pada saat bersamaan, BI tetap bersikap terbuka pada potensi penurunan BI Rate ke depan demi menunggu saat yang tepat.
Upaya menopang pertumbuhan juga tecermin pada pelonggaran kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang berbentuk pengurangan giro wajib minimum (GWM) hingga 5 persen untuk sektor prioritas (perumahan, konstruksi, pertanian, perdagangan, UMKM, pariwisata, dan transportasi).
Pada tataran internasional, bank sentral Amerika Serikat atau Fed mengindikasikan arah kebijakan moneternya saat ini tidak tergesa-gesa dalam menurunkan suku bunga.
Selain faktor ketidakpastian kebijakan tarif, pertimbangan lainnya adalah inflasi yang - walaupun sudah turun jauh - masih tetap belum mencapai target 2 persen, serta sektor tenaga kerja yang masih kuat.
Sejauh ini, ekspektasi pasar atas pemangkasan federal funds rate (FFR) masih cukup selaras dengan proyeksi Fed sendiri, yaitu 50 bps.
“Di lain pihak, secara tidak langsung Fed juga mengindikasikan potensi pemangkasan lebih agresif dapat terjadi apabila indikator ekonomi menunjukkan pelemahan,” ujarnya.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyatakan saat ini ruang penurunan suku bunga acuan yang terbuka masih didukung kondisi fundamental, seperti posisi cadangan devisa yang masih banyak dan inflasi terkendali.
“Dengan kondisi tersebut, kami memprediksi bulan ini adalah saat yang tepat untuk pemangkasan suku bunga, karena pemangkasan suku bunga jarang terjadi pada kuartal II-2025 karena repatriasi dividen, [dengan] kebutuhan dolar AS meningkat di tengah musim dividen bursa,” ujar Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/3).
Melalui repatriasi dividen itu, jendela pemangkasan suku bunga acuan BI baru akan terjadi kembali pada kuartal III.