Pinjaman dari Danantara Diproyeksi Tingkatkan EBITDA Krakatau Steel

- Pinjaman US$500 juta dari Danantara diproyeksi dapat meningkatkan EBITDA hingga US$31,9 juta.
- Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai kebutuhan.
- KRAS juga menjalankan program efisiensi biaya secara menyeluruh.
Jakarta, FORTUNE - Dalam proyeksi bisnisnya, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyatakan dukungan pembiayaan dari Danantara dapat meningkatkan EBITDA perusahaan hingga US$31,9 juta. Pendanaan tersebut dinilai dapat menciptakan nilai tambah signifikan bagi seluruh entitas usahanya.
“Melalui dukungan Danantara, KRAS akan beroperasi secara optimal dan mengurangi beban biaya bahan baku yang sebelumnya menggunakan pembiayaan dari pihak ke-3 (financier),” ujar Corporate Secretary Kras, Fedaus, dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (9/10).
Sebagai konteks, KRAS sedang mengusulkan permohonan dukungan dana US$500 juta dari Danantara. Dalam jangka pendek, dana itu akan dipenuhi dalam bentuk pinjaman pemegang saham (PPS), yang nilainya mencapai US$250 juta.
Perusahaan akan memanfaatkan dana tersebut untuk kebutuhan operasional, seperti membeli bahan baku pelat baja untuk fasilitas baja hot strip mill (HSM), hot rolled coil (HRC), dan cold rolled coil full hard (CRC F/H), pabrik cold rolling mill (CRM) PT Krakatau Baja Industri (KBI), HRC pabrik pipa bakar PT Krakatau Pipe Industries (KPI), serta produk baja turunan.
“Penggunaan dana tersebut menyesuaikan kebutuhan modal kerja sesuai cash conversion cycle masing-masing fasilitas,” ujarnya.
Selanjutnya, KRAS akan mengajukan tambahan hingga US$500 juta dalam bentuk lainnya untuk penyelesaian restrukturisasi KRAS setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan.
Dengan terjaminnya modal kerja untuk fasilitas pabrik HSM, KRAS dapat memenuhi utang restrukturisasi Tranche A dengan kas operasional perusahaan melalui operasi bisnis fasilitas HSM.
Secara jangka panjang, KRAS akan fokus memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen baja nasional sekaligus meningkatkan daya saing jangka panjang. KRAS juga menjalankan program efisiensi biaya secara menyeluruh, untuk meningkatkan daya saing produk pada pasar domestik maupun internasional.
Dengan efisiensi operasional, perusahaan dapat menekan biaya produksi, meningkatkan margin keuntungan, dan menjaga daya saing terhadap produk impor.
Dari sisi kinerja, KRAS membukukan pendapatan US$460,82 juta atau setara Rp7,48 triliun pada semester I-2025. Angka ini naik tipis 3,63 persen (YoY) dari US$444,67 juta.
Sementara itu, rugi periode berjalan melonjak 66,69 persen (YoY) menjadi US$107,11 juta pada semester I-2025 dari US$64,15 juta.