Sarana Mitra (SMIL) Setujui Pembagian Dividen 40% dari Laba 2024

- PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) setuju bagi dividen tunai 40 persen dari laba bersih 2024.
- Rencananya, pembagian dividen akan dilakukan pada 25 Juli 2025.
- Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, optimistis kinerja SMIL ke depan yang positif dengan menambah 1000 unit forklift listrik dan meningkatkan penggunaan efisiensi forklift listrik mencapai 75 persen dalam lima tahun ke depan.
Jakarta, FORTUNE – PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menyetujui pembagian dividen tunai dengan rasio pembayaran 40 persen dari laba bersih 2024 senilai Rp32,30 miliar. Dividen ini setara dengan Rp3,69 per lembar saham.
Keputusan tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024.
Jadwal pembagian dividen selambat-lambatnya akan dilakukan pada 25 Juli 2025.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui sejumlah agenda penting, salah satunya juga menetapkan dana Rp1 miliar disisihkan sebagai dana cadangan dan sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan.
Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, menyampaikan ini menjadi momentum penting yang menegaskan keberhasilan strategi fundamental perseroan sepanjang 2024.
Pada kesempatan tersebut, Hadi juga menyatakan perseroan telah menetapkan anggaran Rp20 miliar untuk perseroan melakukan buyback saham. Buyback saham perseroan saat ini berlandaskan keyakinan bahwa harga saham belum mencerminkan fundamental perusahaan.
Ke depannya, Hadi optimistis kinerja SMIL ke depan yang positif, mengingat kebutuhan forklift yang terus bertumbuh dan perseroan telah mendapat kepercayaan untuk menambah 1000 unit forklift listrik dari Heli Southeast Asia Co Ltd.
“Investasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mendukung efisiensi operasional dan transformasi menuju energi hijau,” demikian Hadi dalam keterangan resminya, yang dikutip Kamis (19/6).
Dari sisi kinerja, perseroan berencana meningkatkan penggunaan efisiensi forklift listrik mencapai 75 persen dalam lima tahun ke depan karena harga sewa forklift jenis tersebut lebih tinggi dan ongkos perawatannya jauh lebih murah. Hal ini akan meningkatkan margin perseroan dan tentunya sesuai dengan kebijakan pemerintah Indonesia terkait energi hijau.
Untuk mendukung target tersebut, SMIL menegaskan kesiapan infrastruktur pendukung seperti service dan baterai litium di Indonesia sudah baik. Hal itulah yang mendasari penggunaan forklift listrik makin meningkat.
Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga hubungan baik serta memberikan layanan terbaik pada pelanggan -pelanggan besar tersebut.
Terkait resiko jika ada kontrak besar yang tidak diperpanjang, perseroan selalu menambah jumlah pelanggan setiap tahunnya, yang terdiversifikasi ke beberapa lini bisnis yang beragam seperti pada 2024 dengan kontrak pelanggan baru seperti Nabati Group, KC Glass dan Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat).
Sementara itu, sepanjang 2024, perseroan membukukan pendapatan Rp365,92 miliar. Angka ini naik 2,5 persen dibandingkan dengan Rp356,99 miliar pada 2023.
Laba tahun berjalan emiten yang bergerak pada sektor penyewaan dan penjualan alat berat forklift ini sebesar Rp80,61 miliar, melemah 2,53 persen dari perolehan pada 2023 yang mencapai Rp82,70 miliar.
Alhasil, laba per saham dasar SMIL per 31 Desember 2024 mencapai Rp9,21 per saham.