MARKET

IHSG Diprediksi Capai 7.600 di Q1 2024, Ada 2 Faktor Kunci

IHSG diperkirakan mencapai 7.400-7.600 di kuartal I 2024.

IHSG Diprediksi Capai 7.600 di Q1 2024, Ada 2 Faktor KunciPerdagangan IHSG setelah lebaran. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras)
21 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) akan lanjutkan tren penguatan di rentang 7.400-7.600 pada kuartal I 2024.

Sebelumnya, Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy memprediksi IHSG mencapai level 8.100 sepanjang 2024. Pada Rabu (21/2), IHSG dibuka di level 7.345,79.

Pada kuartal IV 2023, MASI merevisi target IHSG dari sebelumnya 7.600 menjadi 7.400, lalu ke level 7.200. "Dengan asumsi, 7.400-nya maju ke kuartal pertama tahun 2024," kata Robert di Media Day MASI Februari 2024, dikutip Rabu.

Kendati demikian, ada dua sentimen utama yang dapat mempengaruhi laju IHSG di kuartal I ini. Pertama, kepastian menyoal Pemilu 2024 dan kedua, kabijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Untuk yang pertama, MASI memprediksi iklim investasi dan pasar modal akan positif setelah melihat potensi pemilu selesai lebih cepat dari perkirakaan. Itu menghilangkan ketidakpastian dan kekhawatiran soal berlarutnya proses tersebut.

Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto mengatakan pemilu presiden yang diprediksi akan berlangsung satu putaran akan memberikan keyakinan bagi pelaku industri dan bisnis untuk mengambil keputusan yang lebih ekspansif. 

“Prediksi positif pada iklim investasi tersebut dibarengi dengan faktor prediksi dipangkasnya BI rate pada semester II 2024,” ujarnya.

Saat ini, pemilu menunjukkan sinyal unggulnya calon presiden Prabowo-Gibran di atas batas yang tidak dapat disusul oleh calon presiden lain. Itu berpotensi menggugurkan potensi pemilihan presiden (pilpres) dua putaran. Landasan prediksi itu adalah penghitungan cepat beberapa lembaga survei. Hasil finalnya akan diumumkan pada Maret.

Sektor pilihan di kuartal I 2024

Robert mencatat, secara historis, di tengah potensi penurunan suku bunga acuan domestik, beberapa sektor akan berkinerja lebih tinggi dari IHSG, yakni: barang konsumsi (siklikal dan non-siklikal) dan keuangan.

“Kami meyakini situasi ketika Bank Indonesia berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya seperti sekarang, mirip dengan pasca krisis finansial global 2008 dan pandemi Covid-19 pada 2020," kata Robert.

Dari sektor barang konsumsi non-siklikal, MASI menyoroti beberapa saham, yaitu: UNVR, ICBP, MYOR, dan AMRT. Lalu, dari sektor barang konsumsi siklikal ada ACES dan MAPI. Sementara itu, dari sektor keuangan ada BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI. 

Kemudian, secara keseluruhan, MASI memilih saham-saham BBCA, BBRI, HOKI, AMRT, ACES, MAPI, TLKM, ISAT, dan ASII dalam daftar stock pick.

Adapun, prediksi nilai wajar IHSG juga masih ditetapkan pada 8.100 untuk tahun ini yang mencerminkan valuasi 14x rasio price to earning dengan prediksi pertumbuhan laba per saham (EPS) 5 persen-6 persen.

Katalis dari segi makro dan penyusunan kabinet

Meskipun demikian, Rully menilai, faktor makro ekonomi eksternal lebih berpengaruh terhadap makro ekonomi domestik. Jika dibandingkan dengan faktor pemilu terhadap makro ekonomi dalam negeri.

Beberapa di antaranya: perkembangan inflasi di negara-negara ekonomi maju yang menentukan arah suku bunga, inflasi dalam negeri yang juga stabil, serta neraca luar negeri dan neraca fiskal yang lebih terkendali. 

Rully menambahkan, "Satu faktor lain yang mendasari optimisme tersebut didasari oleh prediksi belanja pemerintahan yang lebih fokus menjaga stabilitas ekonomi makro."

Tapi, ada beberapa risiko yang juga dapat memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Contoh: kondisi geopolitik yang masih penuh dengan ketidakpastian, potensi penurunan harga komoditas karena prediksi perlambatan ekonomi di China dan tingkat global, inflasi AS yang dapat lebih tinggi daripada ekspektasi, serta berlanjutnya ketidakpastian ekonomi akibat pemilu.

Ke depannya, momentum politik lain yang masing publik nantikan adalah pembentukan kabinet yang akan menunjuk menteri-menteri dan pejabat negara lainnya. 

Related Topics