Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi menara telekomunikasi
Ilustrasi menara telekomunikasi (kominfo.jatimprov.go.id)

Intinya sih...

  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengalokasikan belanja modal Rp5 triliun-6 triliun untuk 2025.

  • TOWR fokus pada optimalisasi aset, rencana rights issue 2025, dan proyeksi stabilnya jumlah penyewa menara.

  • Manajemen TOWR mencatat laba bersih Rp3,3 triliun dan rencanakan rights issue dengan rasio dan harga pelaksanaan yang berbeda.

Jakarta, FORTUNE - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang cukup besar, berkisar antara Rp5 triliun hingga Rp6 triliun untuk 2025. Hal ini terungkap dalam sesi earnings call yang digelar pada Rabu (26/3).

Manajemen TOWR menjelaskan fokus utama perseroan pada 2025 adalah melakukan optimalisasi secara menyeluruh, baik dari sisi utilisasi aset yang dimiliki maupun struktur keuangan perusahaan melalui mekanisme rights issue.

Dengan strategi ini, penambahan jumlah menara telekomunikasi dan jaringan fiber optik akan dilakukan secara lebih hati-hati. Langkah ini mempertimbangkan tren konsolidasi yang sedang terjadi di antara operator telekomunikasi serta ketatnya persaingan dalam industri fixed broadband belakangan ini.

TOWR memperkirakan jumlah total penyewa atau tenants menara akan tetap stabil secara tahunan. Proyeksi ini telah memperhitungkan potensi relokasi tenant sebagai dampak dari merger antara XL Axiata (EXCL) dan Smartfren Telecom (FREN).

Sementara itu, segmen Fiber diharapkan dapat terus mencatatkan pertumbuhan yang positif melalui peningkatan utilisasi aset yang sudah ada, baik dari sub-segmen ‘Fiber–to–the–Tower’ (FTTT) maupun ‘Fiber–to–the–Home’ (FTTH).

Manajemen TOWR juga menyinggung akuisisi terhadap PT Remala Abadi Tbk (DATA) sebagai salah satu strategi perseroan meningkatkan tingkat utilisasi aset fiber yang dimiliki. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dukungan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan pada segmen ‘Connectivity’.

TOWR berencana menggelar aksi korporasi berupa rights issue pada kuartal II-2025. Rencana ini sempat tertunda pada Desember 2024 akibat perkembangan kondisi makroekonomi dan dinamika pasar terkini, termasuk pergerakan harga saham perseroan.

Pelaksanaan rights issue kali ini akan dilakukan dengan rasio dan harga pelaksanaan yang berbeda dari rencana sebelumnya. Sebelum penundaan, TOWR berencana menghimpun dana Rp4,5 triliun melalui penerbitan 5 miliar saham baru dengan rasio 1.001:100, yang berpotensi menyebabkan efek dilusi hingga 9,08 persen, dengan harga pelaksanaan Rp900 per saham.

Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang 2024 TOWR mencatatkan laba bersih Rp3,3 triliun atau naik 3 persen dibandingkan dengan perolehan pada 2023. Sementara itu, pendapatan perseroan juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 8,48 persen menjadi Rp12,73 triliun pada 2024.

“Ke depannya, manajemen TOWR memberikan guidance pertumbuhan pendapatan low–single digit dengan EBITDA margin sedikit mengalami penurunan akibat peningkatan kontribusi segmen 'Fiber' dan segmen 'Connectivity' yang memiliki margin lebih rendah dari segmen 'Tower',” demikian analis investasi dari Stockbit, Theodorus Melvin, dalam risetnya yang dikutip Kamis (27/3).

Editorial Team