Tumbuh Signifikan di Kuartal III 2023, Laba Bersih SMBR Melonjak 25%

Jakarta, FORTUNE - Di tengah kondisi industri semen nasional yang masih mengalami kontraksi, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) selaku anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), mampu mencatatkan kinerja positif pada Kuartal III 2023.
Hasil tersebut dipaparkan langsung pada acara Public Expose (Pubex) SMBR Tahun 2023 yang dilaksanakan secara hybrid pada Selasa (24/10) di Hotel Bidakara, Jakarta dan live streaming. Hadir dalam Pubex yakni Direktur Utama SMBR, Daconi Khotob yang didampingi oleh Direktur Fungsi Keuangan & SDM Rahmat Hidayat, Direktur Fungsi Operasi Suherman Yahya dan Vice President of Corporate Secretary Basthony Santri.
Daconi menyampaikan, hingga akhir September 2023, SMBR berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar Rp1,45 triliun atau meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
<h2><strong>Katalis pendorong kinerja SMBR</strong></h2>
Pendapatan SMBR didorong sejumlah faktor, yakni dari penjualan semen sebesar Rp1,42 triliun. Selain itu, didorong penjualan White Clay sebesar Rp27,62 miliar atau tumbuh 13 persen dari periode yang sama di tahun lalu.
“Hal ini mendorong peningkatan laba bersih yang tumbuh signifikan menjadi Rp53,96 Miliar atau naik 25 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Laba bersih yang meningkat didukung juga oleh penurunan beban bunga sebagai dampak dari refinancing hutang bank dan percepatan pembayaran pokok pinjaman kredit sindikasi,” kata Daconi.
Kinerja apik SMBR juga tercermin dari laporan keuangan 9M 2023. Tercatat hingga September 2023, pendapatan SMBR mencapai Rp1,44 triliun. Pendapatan ini meningkat 9,84 persen jika dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp1,31 triliun.
Menyoal alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex), ia menjelaskan bahwa sebagian besar anggaran tersebut dikelola oleh holding Semen Indonesia Group (SIG).
Menurutnya, SMBR hanya menganggarkan kisaran Rp40 miliar hingga Rp50 miliar dan dana capex hingga kini terserap sekitar 70 persen dari total keseluruhan anggaran. “Tak ada sesuatu yang cukup besar untuk investasi pengembangan, banyak dikelola oleh holding Semen Indonesia Grup (SIG), salah satunya rencana penggunaan PLTS itu yang signifikan dari capex kami dan dikelola bersama,” katanya.