Wacana Merger GoTo-Grab: SoftBank dkk Usul Copot CEO Patrick

Jakarta, FORTUNE - Para investor besar PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dilaporkan berupaya memberhentikan Patrick Walujo dari posisi direktur utama dan CEO perseroan. Tujuannya, menggenjot usaha merger antara Grup GoTo dan Grab Holdings Ltd.
Sejumlah investor besar tersebut di antaranya, SoftBank Group Corp., Provident Capital Partners, dan Peak XV. Para pemegang saham itu telah menandatangani memo kepada dewan direksi guna meminta Rapat Umum Luar Biasa (RUPLSB).
Terdapat beberapa agenda yang diusulkan, termasuk penggantian CEO. "Walujo dianggap menentang pengambilalihan oleh Grab," kata sumber anonim yang mengetahui soal hal itu, dikutip dari Bloomberg, Selasa (11/11).
Dikutip dari keterbukaan informasi, GOTO telah mengumumkan jadwal RUPLSB yang akan digelar pada Rabu (17/12). Pemanggilan rapat akan perseroan lakukan pada Senin (25/11). Rapat tersebut diselenggarakan atas permintaan beberapa pemegang saham.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan GOTO, R.A. Koesoemohadiani, mengatakan, agenda RUPSLB tersebut tak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun.
"Informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada saat perseroan melakukan pemanggilan RUPSLB," katanya, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa. "Direktur utama, direksi, dan manajemen terus berkomitmen penuh untuk bertindak secara profesional serta mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan."
Sebagai konteks, isu upaya investor mencopot Patrick dari posisinya muncul di tengah kembali beredarnya kabar rencana merger Grup GoTo dan Grab. Apalagi, setelah pemerintah Indonesia turut buka suara tentang hal itu pada pekan lalu.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, sebelumnya menyatakan, wacana Grab dan GoTo merupakan salah satu hal yang diabahas pemerintah. Poin-poin diskusinya, antara lain: kans Grab membeli sebagian saham GoTo dan opsi untuk melibatkan Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara).
"Iya salah satunya [ada keterlibatan Danantara]. Rencananya begitu [Grab dibeli GoTo]," katanya, dilansir dari IDN Times.
Sebagai konteks, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yang kini menjadi bagian dari Danantara Indonesia, mencatatkan kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO senilai Rp380 miliar pada 30 September 2025.
Analis Citigroup, Ferry Wong, menilai, bagi investor, jika kesepakatan untuk menggabungkan Grup Goto dan Grab berhasil, maka tetap ada potensi keuntungan signifikan bagi investor.
"Komentar pemerintah menegaskan bahwa kesepakatan ini 'on the table' dan keterlibatan Danantara dapat meredakan kekhawatiran terkait kepentingan nasional dan regulasi," kata Wong, dilansir dari Bloomberg.










