Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa Itu Konklaf? Mengenal Proses Pemilihan Paus Baru

apa itu konklaf
ilustrasi vatikan (unsplash.com/andy lou)
Intinya sih...
  • Konklaf adalah proses pemilihan paus baru setelah paus meninggal atau mengundurkan diri.
  • Tradisi konklaf berasal dari pertemuan para kardinal untuk memilih secara tertutup.
  • Sistem konklaf diselenggarakan di Vatikan dengan syarat utama calon paus adalah laki-laki dan umat Katolik.

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4). Menyusul kabar duka tersebut, Gereja Katolik mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan prosesi konklaf kepausan.

Di satu sisi duka cita mendalam menyelimuti umat Katolik sedunia, takhta suci Vatikan tentu tidak boleh terlalu lama kosong. Tradisi yang telah ada sejak berabad-abad ini merupakan sistem pemilihan paus baru yang cukup unik.

Sebenarnya apa itu konklaf kepausan dalam Gereja Katolik? Simak pengertian, sejarah, hingga prosesnya di bawah ini.

Apa itu konklaf?

Ketika paus mengundurkan diri atau meninggal dunia, Gereja Katolik akan melakukan proses pemilihan paus yang baru. Dalam hal ini, konklaf kepausan sudah menjadi tradisi yang masih dipertahankan selama berabad-abad.

Lalu, apa itu konklaf dalam tradisi Gereja Katolik? Conclave atau konklaf adalah pertemuan para kardinal untuk memilih seorang paus baru secara tertutup. 

Secara etimologi, kata konklaf berasal dari frasa latin “cum clave” yang berarti “dengan kunci”. Dengan kata lain, konklaf juga dapat dipahami sebagai terkunci dengan kunci yang menunjukkan proses pemilihan dilakukan secara tertutup.

Selama prosesi konklaf berlangsung, para kardinal yang mewakili gereja universal akan berkumpul di suatu ruangan tertutup. Tujuannya untuk menghindari intervensi dari pihak luar selama proses pemilihan berlangsung.

Sejarah konklaf dalam tradisi kepausan

Dilansir Britannica, sejarah awal pemilihan paus masih menjadi misteri. Sebelum ada sistem konklaf, ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa paus akan menunjuk penerusnya.

Dalam sejarah tercatat bahwa pemilihan paus sering ditentang atau diganggu. Sejak tahun 217 M, ada berbagai macam gangguan yang menyelimuti pemilihan paus.

Munculnya konklaf didasari dari peristiwa besar yang terjadi pada abad ke-13. Pada saat itu, para kardinal mengadakan pertemuan di Istana Kepausan, Viterbo, Italia untuk memilih paus baru setelah Paus Klemens IV meninggal dunia.

Di tengah tekanan politik dari berbagai pihak, para kardinal ditempatkan dan dikunci dalam suatu ruangan sampai paus yang baru berhasil terpilih.

Sejak saat itu, pertemuan para kardinal yang dilakukan secara tertutup menjadi tradisi pemilihan paus baru dan telah berlangsung selama berabad-abad lamanya.

Konklaf kepausan terakhir digelar pada tahun 2013 sejak Paus Benediktus XVI mengundurkan diri dan Paus Fransiskus terpilih menjadi paus yang baru saat itu.

Sistem konklaf

Lewat pembahasan apa itu konklaf diketahui bahwa sistem pemilihan paus dapat dikatakan cukup unik dari pemilihan yang dikenal secara umum. 

Dalam proses pemilihan paus yang baru, konklaf kepausan diselenggarakan di Vatikan. Sekitar 15-20 hari setelah kematian puas, para kardinal akan berkumpul di Kapel Sistina untuk melakukan konklaf.

Adapun, kardinal merupakan pejabat tinggi Vatikan yang diangkat oleh paus. Dilansir The Guardian, tercatat ada lebih dari 250 kardinal dari lebih dari 90 negara.

Namun, sekitar 135 kardinal yang bisa menjadi elektor atau pemilih dalam konklaf, hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun berhak mengikuti konklaf.

Selama kepemimpinan Paus Fransiskus, tercatat ada 110 kardinal yang dipilihnya dalam sepuluh tahun terakhir. Sebagian besar mencerminkan visinya tentang gereja yang lebih inklusif.

Dalam sistem konklaf, syarat utama menjadi paus adalah seorang laki-laki dan umat Katolik yang telah dibaptis. Maka dari itu, kandidat paus yang baru terbuka luas.

Seorang paus bisa terpilih saat seorang kandidat meraih dua pertiga suara mayoritas.

Proses konklaf kepausan

Tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad ini telah disempurnakan guna memastikan proses konklaf berjalan dengan baik. Secara keseluruhan, berikut proses konklaf kepausan.

1. Dimulai dengan misa

Prosesnya dimulai dengan misa yang dipimpin oleh College of Cardinals atau Kardinal Dekan. Mereka akan berjalan bersama dari Kapel Paulus ke Kapel Sistina dengan menyanyikan lagu-lagu pujian.

2. Para kardinal mengucapkan sumpah kerahasiaan

Tiba di Kapel Sistina, para elektor akan mengucapkan sumpah kerahasiaan. Setelah itu, para kardinal akan dikunci di dalam konklaf untuk melakukan pemungutan suara secara rahasia.

3. Proses pemilihan dilakukan

Di dalam proses pemilihannya, para kardinal akan menulis nama kandidat pada surat suara dan akan dibakar.

Asap hitam menunjukkan belum ada hasil, sedangkan asap putih menandakan paus baru telah terpilih. Jika tidak ada hasil dalam banyak putaran, pemilihan akane mengerucut pada dua kandidat terkuat.

4. Paus yang terpilih akan menunjukkan diri di depan umat

Setelah terpilih, Kardinal Dekan akan mengajukan pertanyaan terkait ketersediannya menjadi paus. Jika iya, paus yang baru akan memilih nama kepausannya dan mengenakan jubah putih di Ruang Air Mata.

Paus yang baru akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus yang ditandai dengan ucapan “Habemus papam” yang berarti “kami memiliki seorang paus”.

Demikian pembahasan mengenai apa itu konklaf kepausan yang menjadi salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh Gereja Katolik. Hingga saat ini, jadwal pasti pelaksanaan proses pemilihan baru belum diumumkan secara resmi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us