APBN Defisit Rp21 Triliun per Mei 2025 Setelah Sempat Surplus

- Defisit APBN mencapai Rp21 triliun per Mei 2025, setara dengan 0,09 persen dari PDB.
- Pendapatan negara naik menjadi Rp995,3 triliun, 33,1 persen dari target 2025.
- Realisasi belanja negara pada akhir Mei 2025 mencapai Rp1.016,3 triliun, naik dari bulan sebelumnya.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Mei 2025 mengalami defisit Rp21 triliun. Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), angka ini setara dengan 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit tersebut masih berada dalam target defisit total pada APBN 2025, yaitu mencapai Rp616,2 triliun, setara 2,53 persen dari PDB yang telah ditetapkan melalui UU No 62 Tahun 2024. Sedangkan keseimbangan primer ada di angka Rp192,1 triliun.
“Defisit APBN bertujuan untuk melakukan counter cyclical, sehingga perekonomian yang mengalami tekanan dan pelemahan itu bisa di-counter siklusnya dengan APBN sehingga pelemahannya tidak berdampak signifikan bagi ekonomi dan khususnya masyarakat,” demikian Sri Mulyani, Selasa (17/6).
Defisit APBN terjadi karena realisasi belanja negara yang lebih tinggi dari pendapatan negara. Per 31 Mei 2025, pendapatan negara tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp995,3 triliun dibandingkan dengan capaian Rp810,5 triliun pada April 2025. Raihan tersebut setara dengan 33,1 persen dari target pada 2025.
“Pendapatan dipengaruhi sekali oleh ekonomi global, geopolitik, bahkan perang karena spill over-nya masuk pada pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, dan berbagai perkembangan,” ujarnya.
Sementara itu, realisasi belanja negara pada akhir Mei 2025 tercatat pada Rp1.016,3 triliun, setara 28,1 persen dari pagu, naik dari realisasi belanja negara sebesar Rp806,2 triliun pada bulan sebelumnya.
Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat yang terbagi menjadi belanja kementerian/lembaga sebesar Rp694,2 triliun, belanja non-kementerian/lembaga sebesar Rp368,5 triliun, serta transfer ke daerah sebesar Rp322 triliun.
Sementara itu, pada April 2025, APBN telah mencatatkan surplus pertama sebesar Rp4,3 triliun setelah mencatatkan defisit selama tiga bulan berturut-turut.