Jokowi Tegaskan Kerja Sama yang Setara dan Inklusif di KTT BRICS
Negara berkembang harus bersatu dan berjuang demi keadilan.

25 August 2023
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko "Jokowi" Widodo menegaskan pentingnya kesetaraan dan inklusivitas dalam berbagai kerja sama antarnegara di KTT BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), di Afrika Selatan, Kamis (24/8).
Presiden Jokowi mengatakan segala tindak diskriminasi terhadap upaya kemajuan negara-negara berkembang harus dihilangkan.
“Negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya,” ujarnya dalam sesi BRICS-Africa Outreach and BRICS Plus Dialogue.
Menurutnya, negara-negara anggota BRICS dapat menjadi bagian penting untuk memperjuangkan keadilan pembangunan bagi seluruh negara di dunia.
“BRICS dapat jadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil,” katanya.
Ketidakadilan tidak boleh dibiarkan

Jokowi memandang tatanan perekonomian dunia saat ini tidak adil, karena masih menyisakan kesenjangan pembangunan ekonomi yang besar antara negara berkembang dan negara maju. “Situasi seperti ini tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.
Ketidakadilan dalam perekonomian antarnegara di dunia saat ini justru menimbulkan kesenjangan pembangunan yang semakin lebar. Rakyat miskin pun semakin menderita, diikuti oleh kelaparan yang terus membayangi dan membuat kesejahteraan sulit terwujud. Oleh karena itu, hak-hak negara berkembang–sebagai pihak yang banyak dirugikan–harus diperjuangkan bersama oleh banyak negara, salah satunya melalui BRICS.
Indonesia belum bergabung ke BRICS

Meski hubungan Indonesia dengan negara-negara BRICS terjalin baik–terutama dapam bidang perekonomian–Presiden Jokowi belum menyatakan keikutsertaan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS.
“Kami ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu. Kami tidak ingin tergesa-gesa,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Jokowi, Indonesia belum menyampaikan surat pernyataan ketertarikan. "Semua harus menyampaikan surat itu [untuk menjadi anggota baru], dan sampai saat ini memang Indonesia belum menyampaikan surat tersebut,” katanya.
Tujuan ke Afrika

Kunjungan Jokowi ke beberapa negara di Benua Afrika sudah berlangsung sejak Minggu (20/8), dimulai dengan Kenya, Tanzania, Mozambik, dan ditutup dengan menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan.
Secara umum, kunjungan yang dilakukan Jokowi bertujuan membangun kerja sama lebih intens lagi dengan sejumlah negara tersebut dalam berbagai sektor krusial, seperti ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
Sebelum berangkat menuju Afrika, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia dan Afrika memiliki hubungan historis yang panjang karena Indonesia adalah penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955. Indonesia juga berperan penting dalam melahirkan Gerakan Nonblok.
“Spirit Bandung inilah yang akan saya bawa dalam kunjungan ke Afrika dengan memperkokoh solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara the Global South,” ujarnya.