Kala Lutfi dan Jokowi Memburu Stok Minyak Goreng di Pasaran

Rata-rata produksi harian pabrik itu 1,43 juta liter per hari. Produksi juga dilakukan di pabrik yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, sebanyak 10,62 juta liter dengan rata-rata produksi harian 1,18 juta liter per hari. 

CEO PT BKP, Fenika Widjaja, mengatakan kedua pabrik Marunda ditujukan untuk melayani kebutuhan wilayah barat Indonesia. Sedangkan pabrik minyak goreng di Gresik untuk melayani kebutuhan wilayah timur negeri ini.

Dari total produksi yang dihasilkan dan sisa produksi sebelumnya, pada periode waktu itu, BKP mendistribusikan minyak goreng ke sejumlah wilayah di Indonesia dengan jumlah total 26,14 juta liter minyak goreng.

Setelah meninjau pabrik minyak goreng di Marunda, Lutfi melanjutkan kunjungan ke Lotte Mart, Lotte Grosir, dan Alfamidi di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Saat berdialog dengan pegawai gudang di Lotte Grosir, Lutfi mendapat laporan bahwa sempat ada gangguan pasokan minyak goreng kemasan dua liter, tetapi saat ini sudah terkendali. 

Di Alfamidi Boulevard Kelapa Gading, Lutfi juga mendapati tumpukan minyak goreng dalam jumlah cukup banyak, dan dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter untuk kemasan premium. Dia memastikan pasokan minyak goreng ke masyarakat aman.

“Kementerian Perdagangan terus berupaya memastikan pasokan minyak goreng selalu tersedia bagi masyarakat, salah satunya lewat ritel-ritel modern,” kata Lutfi.

Dari Yogyakarta sehari sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak menemukan stok minyak goreng di salah satu toko swalayan di Yogyakarta. Ia memeriksa langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan pada Minggu (13/3).

Di sebuah minimarket Pasar Kembang,Jokowi langsung berjalan menuju tempat minyak goreng. Namun, ketika itu stok tidak tersedia.

“Sejak kapan tidak ada?” tanya Jokowi. “Baru tadi pagi Pak,” jawab penjaga minimarket.

Jokowi juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di pedagang Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta.

Di kedua pasar tersebut, Jokowi menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 14.000 per liter hingga Rp 20.000 per liter. Ia melihat meskipun tingginya harga minyak goreng tetap tak menjamin ketersediaan adanya stok. “Barang ada, tapi mahal, ya?” kata Jokowi.

Selain itu, ada masalah tidak pastinya jadwal pengiriman minyak goreng ke para pedagang maupun toko swalayan. Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya. “Enggak mesti, Pak. Bisa tiga hari sekali,” kata salah satu pedagang kepada Jokowi.

Sepulang berkemah dari titik nol IKN, hari ini (15/3), Jokowi langsung melakukan rapat terbatas dengan jajaran terkait. Hal ini untuk mencari solusi untuk masalah minyak goreng murah yang sulit ditemukan di pasaran.