Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong hilirisasi komoditas silika berpotensi untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku industri semikonduktor.
Dari sisi potensi bahan baku industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, potensi nilai substitusi impor untuk silikon wafer mencapai US$17,7 Juta, lalu US$120 juta untuk produk semi konduktor, US$6,2 juta untuk sel solar tidak dirakit, dan US$65,9 juta untuk sel solar dirakit. Artinya, nilai impor yang dapat ditekan dengan substitusi ini mencapai US$209,8 Juta.
“Indonesia perlu mendorong pengembangan industri hulu dan industri antara melalui hilirisasi silika menjadi wafer silikon berbasis solar grade silicon (SGS) dan electronic grade silicon (EGS). Wafer silikon merupakan material building block bagi industri semikonduktor dan sel surya, namun saat ini industri yang mengolah silika hingga menjadi wafer silikon solar grade belum tersedia di Indonesia,” ujar Staf Ahli bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito, dalam keterangan yang dikutip Senin (18/9).
Untuk mencapai pengembangan hilirisasi silika menjadi wafer silikon, perlu dilakukan beberapa kegiatan penunjang, seperti penyusunan roadmap industri wafer silikon dan pembuatan pohon industri secara komprehensif.