Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Danantara Ungkap Tantangan Berinvestasi pada Energi Terbarukan di Indonesia

WhatsApp Image 2025-06-11 at 15.27.14.jpeg
Reza Yamora Siregar, Managing Director sekaligus Chief Economist Danantara dalam diskusi pada Siemens Tech Summit 2025 di Jakarta, Rabu (11/6). (EKO WAHYUDI/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan
  • Perlu membangun sistem jaringan yang optimal untuk menghubungkan sumber-sumber energi terbarukan dari satu wilayah ke wilayah lainnya
  • Dominasi energi fosil, ketimpangan infrastruktur, dan tantangan SDM menjadi hambatan utama dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia

Jakarta, FORTUNE - Potensi energi terbarukan Indonesia yang melimpah ternyata masih terhambat oleh dua tantangan domestik yang fundamental: konektivitas jaringan (grid) yang belum memadai dan kesenjangan sumber daya manusia (SDM) terampil di daerah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director sekaligus Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar, dalam diskusi di Siemens Tech Summit 2025, Jakarta, Rabu (11/6). Ia menegaskan, meski transisi energi adalah tugas utama Danantara, hambatan di lapangan sangat nyata.

“Tantangan besar kami saat ini adalah membangun sistem jaringan (grid) yang dapat menghubungkan sumber-sumber energi terbarukan dari satu wilayah ke wilayah lainnya,” kata Reza.

Selain infrastruktur, ia menyoroti tantangan krusial lainnya, yaitu kapasitas SDM.

“Bagi kami di Danantara, kapasitas SDM menjadi tantangan tersendiri. Karena kami tidak hanya membawa teknologi dari luar, tetapi juga harus memastikan teknologi itu bisa diterapkan di daerah-daerah rural,” ujarnya.

Dua tantangan tersebut menjadi pekerjaan rumah besar di tengah realitas bahwa sekitar 60 persen pasokan listrik nasional masih bergantung pada batu bara.

Padahal, potensi yang "terkunci" di balik tantangan tersebut sangat besar. Reza memaparkan keragaman sumber energi bersih Indonesia, mulai dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sungai Kayan Kalimantan, panas bumi (geotermal) di Sumatra Barat, hingga tenaga surya yang tersebar luas, termasuk salah satu yang terbesar di dunia, PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Danantara mengusung strategi kolaborasi dengan BUMN, sektor swasta, hingga UMKM di tingkat daerah. Upaya ini juga didukung kemitraan internasional, salah satunya melalui inisiatif Asia Zero Emission Community (ASEC) dari Jepang untuk akses pendanaan dan teknologi.

Reza menekankan bahwa kompleksitas geografis Indonesia menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.

“Indonesia itu unik. Kita punya lebih dari 17.000 pulau, dan setiap daerah punya karakteristik sendiri. Membangun dari daerah itu tidak mudah, tapi potensi yang dimiliki sangat besar,” katanya.

Meski perjalanan transisi energi tidak mudah, Danantara tetap optimistis. Menurut Reza, kunci utamanya terletak pada kemampuan memadukan teknologi, skema keuangan, dan kekuatan lokal untuk mewujudkan masa depan energi bersih bagi Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us