NEWS

Akhirnya Indonesia-Cina Sepakati Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

Nilai cost overrun yang disepakati mencapai US$1,2 miliar.

Akhirnya Indonesia-Cina Sepakati Pembengkakan Biaya Kereta CepatIlustrasi: Kereta Cepat Jakarta Bandung. (Dok. BUMN)
14 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia dan Cina menyepakati nilai pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) US$1,2 miliar atau lebih dari Rp18 triliun yang didanai Beijing, kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Senin (13/2). Sebelum itu, nilainya mencapai US$1,4 miliar. 

"Kemarin kami baru dari Beijing, Cina, di mana kita telah sepakat cost overrun yang disepakati oleh Indonesia dan Cina sehingga bisa cair segera ke PT KCIC," ujar Kartika di hadapan Komisi VI DPR yang disiarkan secara daring.

Pembicaraan soal cost overrun telah berlangsung sejak tahun lalu. Pihak Indonesia maupun Cina memiliki kalkulasi sendiri mengenai besarnya, dan nilai dari keduanya berbeda. 

Perhitungan didapatkan dari proses negosiasi oleh tim perwakilan dari Indonesia dengan China Railways Investment Corporation, Bejing Yawan HSR Co. Limited, China Development Bank (CBD), dan National Development and Reform Commission (NDRC) di Beijing, pekan lalu.

Setelah angkanya disepakati, kata Kartika, akan ada sedikit penyesuaian biaya. Seminggu ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komite Kereta Cepat untuk menetapkan secara resmi pembengkakan biaya kereta cepat Jakarta-Bandung.

Pada 2015, Presiden Joko Widodo berkomitmen pembangunan kereta cepat tidak memakai dana APBN. Hal itu tertuang dalam Perpres No 107 tahun 2015. Namun, tahun lalu, dia menyetujui tambahan PMN Rp 3,2 triliun untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan salah satu penggunaannya adalah sebagai suntikan modal untuk proyek kereta cepat tersebut.

Ajukan pinjaman ke CBD

Pembiayaan cost overrun kereta cepat akan ditutup dengan cara menyetor ekuitas tambahan dari konsorsium KCIC, serta tambahan pinjaman ke CBD. Penambahan setoran ekuitas ke KCIC 25 persen, dan sisanya dibiayai dengan pinjaman dari CDB.

Kartika mengatakan pihaknya juga tengah membicarakan syarat dan ketentuan pinjaman tambahan ke CBD untuk ikut menutup sisa pembengkakan biaya proyek kereta cepat. "Mungkin bisa selesai 1–2 minggu ini," katanya.

Menurut perhitungannya, pinjaman ke CBD kemungkinan mencapai US$550 juta atau sekitar Rp8 triliun.

Nilai pinjaman itu berasal dari struktur pembiayaan proyek yang membuat Cina dan Indonesia ikut menanggung beban cost overrun: 25 persen berasal dari setoran ekuitas, dan 75 persen berasal dari pinjaman.

Menurutnya, Indonesia menanggung porsi pinjaman untuk pembengkakan 60 persen, dan konsorsium Cina menanggung 40 persen.

Dia berharap pengoperasian kereta cepat tidak tertahan dan siap melaju pada Juni atau Juli mendatang. 

Related Topics