Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekonomi RI Tumbuh Melambat 4,87%, Pengamat: Waspada Ancaman Resesi

Potret kampung nelayan miskin di Teluk Kombal Kecamatan Pemenang Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Potret kampung nelayan miskin di Teluk Kombal Kecamatan Pemenang Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Pertumbuhan ekonomi RI melambat menjadi 4,87% pada triwulan I-2025, terendah sejak triwulan III 2021.
  • Potensi resesi teknikal pada kuartal berikutnya disebabkan oleh pelemahan sektor industri dan daya beli masyarakat.
  • Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, mengusulkan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program fiskal ekspansif.

Jakarta, FORTUNE – Ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2025 hanya tumbuh 4,87 persen (YoY). Bahkan, pertumbuhan ini merupakan yang terendah sejak triwulan III 2021 yang saat itu hanya tumbuh 3,53 persen (YoY).

Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih rendah dibanding Vietnam yang mencatatkan kinerja 6,93 persen (YoY). 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan bahwa situasi ekonomi saat ini bukan sedang tertekan akibat pandemi, namun laju pertumbuhan hampir sama dengan masa pandemi. Ia juga mengungkapkan adanya potensi resesi teknikal pada kuartal berikutnya.

“Secara Q-to-Q angka nya cukup mengkhawatirkan, di mana pertumbuhan triwulan I 2025 minus 0,98 persen terendah dibandingkan periode yang sama sejak lima tahun terakhir. Sektor industri pengolahan yang tertekan menjadi sinyal berlanjutnya tekanan ekonomi. Skenario resesi teknikal harus dihindari,” kata Bhima melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Selasa (6/5).

Ia tak memungkiri, tekanan akibat perang dagang hanya salah satu faktor pemicu pelemahan sektor industri. Namun demikian efek kebijakan dalam negeri yang kurang mendukung industri lokal juga menjadi salah satu penyebab lainnya.

“Tapi di dalam negeri, efek industri melemah ibarat vicious cycle, menciptakan pelemahan daya beli lebih dalam berujung pada menurunnya permintaan produk industri,” kata Bhima

Ekonomi melambat akibat pelemahan daya beli

Ilustrasi warga miskin di Indonesia (Dok. IDN Media)
Ilustrasi warga miskin di Indonesia (Dok. IDN Media)

Sementara itu, Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat signifikan dikarenakan pelemahan daya beli yang masih terjadi. Indikator daya beli masyarakat menunjukkan pelemahan. Indeks keyakinan konsumen melemah dari bulan Januari hingga Maret 2025.

“Momen musiman Ramadan-Lebaran ternyata tidak mampu mendongkrak perekonomian. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,22 persen bertepatan dengan Mudik Lebaran,” kata Huda.

Untuk itu, Celios mengusulkan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program-program yang sifatnya fiskal ekspansif seperti pembagian bantuan sosial terutama bagi kelompok menengah dan rentan. 

“Pada prinsipnya pemerintah belum serius memberikan perlindungan bagi kelas menengah, rentan, maupun miskin. Apalagi pekerja informal ke depan semakin besar porsinya karena gelombang PHK di sektor formal, dan mereka butuh jaring pengaman sosial yang lebih memadai.” tutur Huda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us