Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Properti Pakuwon di Surabaya. Shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah

Jakarta, FORTUNE - Aktivitas investasi real estat komersial di Asia Pasifik turun 30 Persen secara tahunan pada kuartal pertama 2023.

Berdasarkan data dan analisis dari perusahaan konsultan real estat global JLL (NYSE:JLL), investasi di wilayah ini mencapai US$27 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

“Kondisi pasar saat ini masih menantang dan para investor melihat bahwa dengan diperketatnya standar pinjaman akan menambah ketidakpastian di pasar real estat komersial,” kata CEO Capital Markets Asia Pacific JLL, Stuart Crow. dalam keterangannya, Kamis (8/6).

Kendati demikian, Stuart menilai kondisi Asia Pasifik akan tetap aman. Dia meyakini bahwa risiko likuiditas masih terkendali dengan baik pada kawasan ini, serta dimulainya kembali aktivitas investasi hanya tinggal menunggu waktu.

Jepang berada pada posisi pertama

Jepang mengungguli wilayah lainnya dengan catatan investasi US$8,9 miliar pada kuartal pertama, naik 4,7 persen secara tahunan. Hal ini didorong oleh lonjakan penjualan kantor oleh perusahaan-perusahaan Jepang dan aktivitas akuisisi oleh J-REITs.

Sebaliknya, Australia mencatat transaksi senilai US$3,7 miliar, yang turun 26 persen secara tahunan melanjutkan dampak dari pola kerja hybrid.

Volume investasi Cina mencapai US$6,9 miliar pada kuartal pertama, turun 17 persen secara tahunan dengan aktivitas yang terbatas di luar Shanghai.

Sementara itu, transaksi di Hong Kong menunjukkan angka kenaikan sedang menjadi US$1,6 miliar. Ini disebabkan oleh mayoritas transaksi yang tercatat merupakan transaksi swasta skala kecil dan menengah.

Demikian pula di Singapura. Volume investasi turun 67 persen secara tahunan menjadi US$1,9 miliar, dari periode sama tahun lalu. Hal ini dikarenakan terbatasnya aktivitas pada sektor perkantoran dan ritel.

Banyak sektor properti alami penurunan

Editorial Team

Tonton lebih seru di