Kemendag : Harga Kedelai Domestik Naik Ikuti Harga Global

Jakarta, FORTUNE - Gangguan cuaca di sejumlah negara penghasil kedelai mendongkrak harga komoditas kacang-kacangan itu di pasar internasional.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada 10 Januari, harga kedelai di tingkat perajin tahu-tempe berkisar Rp10.500 - Rp10.750, naik 4,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, mengatakan dalam sebuah pesan singkat (11/1) bahwa hal tersebut "mengikuti kenaikan harga kedelai dunia".
Harga kedelai di Chicago Board of Trade pada pekan keempat Desember mencapai US$13,15 per gantang (Rp8.199 per kilogram), meningkat 3 persen ketimbang pekan lalu.
Dia berharap perbaikan frekuensi pelayaran dapat mempercepat kembali normalnya sistem logistik dunia. Dengan begitu, volume produksi kedelai global yang sebenarnya sudah membaik dapat segera ikut membawa harga kedelai ke tingkat normal.
"Sebenarnya produksi kedelai sudah baik, tapi pandemi menyebabkan sistem logistik terganggu. Kita harapkan segera normal. Sehingga, meski dengan harga keseimbangan baru, tapi sesuai dengan daya beli masyarakat," katanya.
Stok kedelai dijamin aman sampai puasa dan lebaran
Stok kedelai di dalam negeri, kata Oke, masih mencapai 150 ribu ton. Hingga akhir Januari 2022 akan masuk kedelai impor 250 ribu ton. “Sehingga jumlah stok tersebut akan cukup untuk kebutuhan 1,6 bulan,” ujarnya.
Kementerian Perdagangan terus memantau stok milik anggota Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (AKINDO). Selain itu, kementerian juga akan memantau perkembangan harga kedelai di tingkat dunia, importir, maupun perajin tahu dan tempe. Hal ini guna guna memastikan ketersediaan pasokan dan kestabilan harganya terutama pada saat Ramadan, yang akan jatuh awal April, dan Lebaran 2022.
Oke tak menampik penambahan kuota impor kedelai menjelang Ramadan dan Syawal demi memastikan "ketersediaan stok sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Perajin tempe kurangi ukuran produk
Melansir Antara, perajin tempe berbahan baku kedelai impor di Sanan, Malang, Jawa Timur, kini mengurangi ukuran produknya sebagai imbas kenaikan kedelai impor dari Rp9.600 menjadi Rp10.750 per kilogram di pasaran.
Naiknya harga kedelai impor merupakan imbas dari gangguan cuaca di sejumlah negara penghasil kedelai. Para perajin tempe domestik pun mesti memperkecil ukuran tempe untuk mengurangi pembengkakan biaya produksi.