Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tengah) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/12/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.

Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penyelenggaraan pasar karbon di Indonesia.

Nantinya, perdagangan karbon bakal dilakukan di pasar modal atau bursa efek Indonesia dengan mekanisme yang akan diatur lebih lanjut oleh lembaganya.

"Kami juga sudah mempersiapkan pasar karbon di Indonesia. Dan kami tentunya bekerja sama dengan pemerintah terutama KLH di mana menjadi prakarsa di mana kaitannya dengan lingkungan ini. Tinggal bagaimana nanti keputusan resminya dari pemerintah dan pasar modal siap melaksanakan carbon trading ini," ujarnya di Komisi XI, DPR RI, Kamis (27/1).

Selain perdagangan karbon, OJK juga terus mendukung pemerintah dalam ekonomi hijau serta pencapaian target penurunan emisi seperti tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang merupakan turunan dari Perjanjian Paris.

Salah satu bentuk dukungan itu adalah peluncuran taksonomi hijau yang menjadi acuan bagi sektor jasa keuangan dalam menjalankan praktik keuangan berkelanjutan.

"Kami ingin mendukung lebih detail lagi berkaitan dengan ekonomi hijau yaitu kita telah melaunching taksonomi hijau ini adalah daftar sektor dan subsektor dari hulu dan hilir mengenai mana kaidah hijaunya itu kita sepakati bersama," jelasnya.

Taksonomi hijau, lanjut Wimboh, juga bakal memuat daftar sektor dan subsektor mana saja yang membutuhkan insentif dan perlu diberi disinsentif agar kegiatan sejalan dengan tujuan pemerintah dalam pengembangan ekonomi hijau.

"Ini sudah kami diskusikan dengan kementerian dan lembaga dan jadikan agenda di Asean maupun di global karena berdasarkan berbagai sektor tadi mana sektor yang perlu mendapat insentif dan disinsentif. Ini sudah kami launching kemarin," jelasnya.

Waspadai Dampak Normalisasi Ekonomi Global

Editorial Team

Tonton lebih seru di