Mei 2025 Deflasi 0,37 Persen, Harga Cabai dan Bawang Merah Turun

- Harga cabai turun, BPS catat deflasi 0,37 persen pada Mei 2025
- Deflasi bulanan terbesar disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau
- 31 provinsi mengalami deflasi dan 7 provinsi mengalami inflasi pada Mei 2025
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (month-on-month/MoM) pada Mei 2025. Meskipun demikian, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyatakan bahwa secara tahunan (year-on-year/YoY) negeri ini mengalami inflasi 1,60 persen, dan secara tahun kalender (year-to-date/YtD) mencapai 1,19 persen.
“Tingkat deflasi bulanan pada Mei 2025 ini lebih dalam dibandingkan dengan kondisi Mei 2024,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/6).
Secara terperinci, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang utama deflasi bulanan pada Mei 2025 adalah makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mengalami deflasi sebesar 1,41 persen (MoM) dan memberikan andil terhadap deflasi umum sebesar 0,41 persen.
“Komoditas yang mendorong deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah dan cabai rawit. Masing-masing memberikan andil deflasi sebesar -0,12 persen,” kata Pudji.
Komoditas lain yang turut memberikan andil terhadap deflasi pada Mei 2025 adalah bawang merah dengan andil deflasi -0,09 persen, ikan segar (-0,05 persen), bawang putih (-0,04 persen), serta daging ayam ras (-0,01 persen).
Sementara itu, beberapa komoditas tercatat mengalami inflasi dan memberikan andil terhadap inflasi bulanan, di antaranya tomat (0,03 persen), tarif pulsa ponsel (0,02 persen), dan tarif angkutan udara (0,01 persen).
Berdasarkan komponennya, deflasi bulanan pada Mei 2025 terutama disumbang oleh penurunan harga pada komponen harga bergejolak (volatile food) dan komponen harga diatur pemerintah (administered prices).
Komponen harga bergejolak tercatat mengalami deflasi signifikan sebesar 2,48 persen (MoM), memberikan andil deflasi sebesar -0,41 persen. Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi tipis -0,02 persen (MoM) dengan andil deflasi -0,01 persen.
Di sisi lain, komponen inti pada Mei 2025 justru mencatatkan inflasi sebesar 0,08 persen (MoM), dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,05 persen.
“Komoditas utama yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti yaitu emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng,” ujar Pudji.
Secara spasial, BPS menyatakan sebanyak 31 provinsi mengalami deflasi pada Mei 2025, sementara 7 provinsi lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo yang mencapai -1,68 persen.
“Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,91 persen,” ujar Pudji.