Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Siapkan Aturan Pertamina Impor BBM dari AS Tanpa Lelang

PHOTO-2025-11-05-15-15-52.jpeg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Pemerintah siapkan aturan baru untuk Pertamina impor BBM dari AS tanpa lelang.
  • Aturan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan tarif resiprokal Indonesia dan AS.
  • Indonesia menawarkan impor energi dari AS senilai US$15 miliar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah tengah menyiapkan payung hukum baru yang memungkinkan Pertamina membeli energi dari perusahaan Amerika Serikat (AS) tanpa melalui proses lelang. Aturan tersebut bakal dituangkan dalam peraturan presiden (Perpres) sebagai bagian dari kesepakatan tarif resiprokal yang sedang difinalisasi Indonesia dan AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan kebijakan itu merupakan bentuk timbal balik dari negosiasi tarif yang kini memasuki tahap akhir.

“Ini hanya untuk perusahaan AS, tanpa bidding,” kata Airlangga dalam konferensi pers 13th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11).

Menurut Airlangga, hampir seluruh substansi negosiasi tarif resiprokal telah disepakati kedua negara. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan legal drafting yang tinggal menunggu finalisasi dari pihak Washington. Targetnya, seluruh proses rampung tahun ini.

Airlangga juga memastikan negara lain tidak keberatan dengan rencana pembelian minyak tanpa lelang tersebut. Ia mengaku telah berbicara dengan negara-negara pengimpor.

“Kalau kita memberikan fasilitas ke satu negara, negara lain kepingin juga. Tapi itu normal-normal saja,” ujarnya.

Dalam negosiasi yang berkembang, Indonesia dipastikan memperoleh tarif 0 persen untuk sejumlah komoditas unggulannya. AS memberikan fasilitas tersebut untuk produk yang tidak diproduksi di dalam negeri mereka, seperti crude palm oil (CPO), karet, teh, kopi, dan komoditas serupa.

Sementara itu, pembahasan mengenai produk tekstil dan sepatu masih berlangsung.

Airlangga memaparkan defisit perdagangan kedua negara mencapai US$14 miliar versi Indonesia. Namun, menurut data AS, angkanya mencapai US$18 miliar. Demi menyeimbangkan neraca, Indonesia menawarkan impor energi dari AS sebesar US$15 miliar dan pembelian komoditas agrikultur senilai US$4,5 miliar.

Bahkan, pemerintah menargetkan kompensasi defisit hingga US$28 miliar, jauh lebih tinggi dari angka defisit resmi. Selain pembelian energi dan komoditas, investasi perusahaan Indonesia di AS juga menjadi bagian dari paket negosiasi tersebut.

“Terdapat investasi dari perusahaan Indonesia di AS untuk memproduksi amonia biru. Total investasinya US$10 miliar,” kata Airlangga.

Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mencapai kesepakatan setelah Presiden AS meluncurkan pernyataan resmi pada 7 Juli 2025. Indonesia beroleh penurunan tarif menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in News

See More

4 Cara Cek Tunggakan BPJS Kesehatan secara Online

17 Nov 2025, 14:15 WIBNews