Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Tampilan PLTU Suralaya dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW. Pembangkit ramah lingkungan yang meraih Proper Emas pada Tahun 2022 ini menyumbang 17% atau lebih dari 4.000 MW energi listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali. (Dok. Istimewa)

Jakarta, FORTUNE - General Manager PT PLN Indonesia Power (PIP) Suralaya PGU, Irwan Edi Syahputra Lubis, mengaku telah mempelajari laporan Penilaian dampak kesehatan (HIA) yang dipublikasikan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).

Dalam laporannya, CREA menunjukkan potensi kerugian ekonomi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya di Banten mencapai US$1,08 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun per tahun.

Dalam webinar bertajuk Air Quality Impact of the Banten-Suralaya Complex of Coal-fired Power Plant (12/9), ia menilai bahwa semua hasil laporan tersebut hanya merupakan modeling berdasarkan skenario terburuk.

Ia juga mengeklaim bahwa PLTU yang dikelolanya telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan, seperti electrostatic precipitator (ESP) dan continuous emission monitoring system (CEMS). 

Editorial Team

Tonton lebih seru di