Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Produksi Beras Indonesia Diperkirakan 28,24 Juta Ton hingga September

IMG_20250714_080908.jpg
Hamparan sawah di depan SDN 3 Kertasari (Inin Nastain/IDN Times)
Intinya sih...
  • Produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 28,24 juta ton hingga September 2025
  • Peningkatan produksi sejalan dengan tren positif produksi padi nasional
  • Tetap waspada terhadap risiko gangguan seperti serangan OPT dan kondisi iklim yang dapat berpengaruh pada hasil panen

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras dalam negeri akan mencapai sekitar 28,24 juta ton sepanjang Januari hingga September 2025. Jumlah ini naik signifikan sebesar 12,76 persen atau setara 3,20 juta ton dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 25,04 juta ton.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan estimasi tersebut mengacu pada hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) per Juni 2025. Ia mengatakan angka sementara produksi beras selama Januari–Juni 2025 mencapai 19,16 juta ton, naik 13,53 persen dibandingkan dengan 16,88 juta ton pada periode yang sama pada 2024.

Sementara itu, potensi produksi beras pada Juli–September 2025 diperkirakan mencapai 9,08 juta ton, meningkat 11,17 persen dibandingkan dengan 8,17 juta ton pada kuartal III-2024. Artinya, produksi beras diperkirakan akan mencapai 28,24 juta ton sepanjang Januari—September 2025.

“Namun, angka ini masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan di lapangan, termasuk kondisi luas panen dan produktivitas,” kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8).

Peningkatan produksi beras sejalan dengan tren positif pada produksi padi nasional. BPS menyatakan produksi padi selama Januari–Juni 2025 diperkirakan mencapai 33,26 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 13,52 persen dari 29,3 juta ton GKG pada semester I-2024.

Sedangkan potensi produksi padi untuk periode Juli–September 2025 diproyeksikan mencapai 15,76 juta ton GKG, meningkat 11,21 persen dibandingkan dengan 14,17 juta ton GKG pada periode sama pada tahun lalu.

Peningkatan produksi ini turut didukung oleh bertambahnya luas panen padi, yang pada semester I-2025 diperkirakan mencapai 6,26 juta hektare, naik 12,71 persen dari 5,55 juta hektare pada semester I-2024. Sementara itu, potensi luas panen pada kuartal ketiga diperkirakan mencapai 3,07 juta hektare, naik 11,33 persen dari tahun sebelumnya.

Tetap waspada terhadap risiko gangguan

Meski tren produksi menunjukkan perbaikan, BPS mengingatkan potensi perubahan tetap terbuka, bergantung pada kondisi iklim dan serangan hama.

“Bisa saja ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama dan penyakit, atau bencana seperti banjir dan kekeringan, yang bisa mempengaruhi hasil panen,” ujar Pudji.

Ia juga menambahkan waktu pelaksanaan panen oleh petani turut menentukan aktualisasi produksi.

Dari sisi sebaran geografis, potensi panen padi selama Juli–September 2025 diperkirakan terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan provinsi utama yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di luar Jawa, wilayah berkontribusi besar antara lain Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, dan Aceh di Pulau Sumatra, serta Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us