Prabowo Izinkan Indonesia Ekspor Beras ke Negara Lain

- Presiden Prabowo memberikan izin ekspor beras ke negara lain karena lonjakan produksi yang signifikan, dengan pertimbangan kemanusiaan.
- Menteri Zulkifli Hasan yakin Indonesia tak perlu impor beras hingga 2026 berkat stok nasional dan Gerakan Indonesia Menanam.
- Target penanaman padi bulan April adalah 1,3 juta hektare untuk hasil gabah sebesar 7,5 juta ton, memperkuat ketahanan pangan nasional.
Jakarta, FORTUNE – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mengalami lonjakan produksi beras yang sangat signifikan.
Ia bahkan menerima informasi dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bahwa sejumlah negara telah menyatakan ketertarikannya untuk membeli beras dari Indonesia.
"Dengan perhitungan bahwa kita sudah sangat-sangat cukup produksi kita. Ada beberapa negara yang sudah mendekati kita. Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka," kata Prabowo saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (23/4).
Presiden pun merespons permintaan tersebut dengan memberikan izin agar Indonesia dapat mengekspor beras. Ia menekankan bahwa pengiriman beras ini harus dilakukan dengan pertimbangan kemanusiaan, bukan semata-mata mengejar keuntungan.
"Saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka, dan kalau perlu sekarang, atas dasar kemanusiaan kita jangan terlalu cari untung besar, yang penting ongkos produksi, plus angkutan, plus administrasi kembali," tambahnya.
Kendati tidak menyebutkan secara spesifik negara mana saja yang berniat mengimpor beras dari Indonesia, Prabowo menegaskan bahwa langkah ini menjadi wujud peran Indonesia sebagai negara yang mampu memberi, bukan sekadar meminta bantuan.
"Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang menjadi bangsa, bukan bangsa yang minta-minta, tapi bangsa yang bisa membantu dan memberi bangsa lain, ini sesuatu yang membahagiakan saya," kata Prabowo.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu melakukan impor beras hingga paling tidak tahun 2026. Keyakinan ini berdasarkan pada ketersediaan stok beras nasional saat ini serta keberhasilan program Gerakan Indonesia Menanam.
"Ini baru April, sampai akhir April stok beras kita di atas 3 juta ton. Artinya apa? Artinya sampai 2026 kalau normal saja kita tidak perlu impor lagi," kata Zulhas.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan gerakan menanam dan pembenahan sistem irigasi turut memperkuat ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian, menurutnya, memainkan peran penting dalam upaya swasembada ini.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa target penanaman padi di bulan April ini mencakup area seluas 1,3 juta hektare. Target tersebut diharapkan mampu menghasilkan gabah sebesar 7,5 juta ton, yang jika dikonversikan menjadi sekitar 3,5 hingga 4 juta ton beras.
"Khusus untuk Sumatera Selatan tahun lalu produksinya 2,9 juta ton. Tahun ini insyaallah berani memasang target, bisa tercapai itu 3,7 juta ton," ucap Amran.
Ia juga mengungkapkan bahwa tingkat penyerapan beras saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua dekade terakhir, dengan stok nasional yang sudah mencapai angka 3 juta ton.