Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Profil Benny Laos, Mendiang Suami Sherly Tjoanda Gubernur Malut

Benny Laos, Calon Gubernur Maluku Utara (Malut) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Benny Laos saat berkesempatan silaturahmi ke beberapa tempat bersama Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Malut, Sarbin Sehe. (Instagram.com/benny.laos)
Intinya sih...
  • Cagub Malut, Benny Laos meninggal dunia akibat kecelakaan kapal pada 12 Oktober 2024.
  • Benny Laos lahir pada tanggal 8 Agustus 1972 dan memiliki perjalanan hidup dari kecil hingga menjadi pengusaha dan politisi di Maluku Utara.
  • Selain politisi, Benny juga dikenal sebagai pengusaha dengan total harta kekayaan sebesar Rp709.760.235.594 atau lebih dari Rp709,7 miliar.

Mendiang Benny Laos kembali disorot setelah istrinya, Sherly Tjoanda resmi dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara periode 2025—2030. Sherly maju sebagai calon gubernur untuk menggantikan Benny yang meninggal dunia akibat kecelakaan kapal pada Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu.

Untuk diketahui, Benny Laos mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu setelah kapal yang dinaikinya bersama rombongan terbakar saat mengisi BBM di Pelabuhan Regional Bobon, Pulau Taliabu, Maluku Utara.

Benny Laos merupakan politisi asal Maluku Utara yang pernah menjabat beberapa posisi penting di daerahnya. Bagaimana profil Benny Laos? Berikut biodata dan perjalanan karier politiknya.

Profil Benny Laos

Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos bersama istrinya, Sherly Tjoanda. (Instagram.com/benny.laos)

Benny Laos lahir pada 8 Agustus 1972 di Ternate, Malut. Benny merupakan anak keenam dari delapan bersaudara yang lahir dari pasangan Harjo Halim dan Liany.

Masa kecil Benny Laos

Kehidupan Benny Laos saat kecil bisa dibilang sederhana, bahkan memiliki keterbatasan ekonomi. Ibunya harus mengontrak rumah kecil karena tak ada tempat tinggal milik keluarga mereka.

Mama Lian sempat menjadi penjahit baju demi menghidupi diri bersama anak-anaknya. Namun, dia harus banting stir menjadi pembuat dan penjual kue basah karena pernah jatuh sakit akibat kelelahan.

Benny sekolah di Sekolah Dasar (SD) Raja Kristus dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Raja Kristus. Setelah tamat SMP, awalnya dia hendak meneruskan SMA di Ternate. Namun, ayahnya meminta Benny untuk sekolah di Kota Malang, Jawa Timur.

Ayahnya juga ingin Benny menjadi seorang sarjana hukum. Pada akhir Mei 1989, Benny sempat berangkat ke Malang dan hanya bertahan selama enam bulan di SMA karena kekurangan biaya.

Bekerja di toko milik kakaknya

Sesudah itu, Benny kembali ke Ternate dan bekerja di toko milik kakaknya. Benny juga sempat mendapat borongan menggarap hutan tanaman industri (HTI) dari PT Barito Pacific Timber bersama kakaknya, Hendri pada 1992.

Sayangnya, bisnis HTI mereka bangkrut pada 1994. Kakaknya pindah ke Ambon dan tak berapa lama, Benny ikut ke Ambon pada 1995 dan mulai belajar menjadi seorang kontraktor.

Memulai bisnis kontraktor bangunan

Berbekal modal Rp2,5 juta hasil gadai kalung sang ibu di Pegadaian, Benny memulai bisnisnya sebagai kontraktor bangunan. Sejak saat itu, usahanya perlahan membesar dengan menangani banyak proyek hingga kalung ibunya berhasil dia kembalikan.

Saat bisnisnya mulai naik, terjadi kerusuhan antar-etnis pada 1999—2002. Hal ini membuat Benny balik ke Ternate pada 2001 dan kembali membuka bisnis jasa konstruksi.

Di Ternate, usahanya berjalan mulus dan dia mulai membuka usaha perkapalan, perkayuan, sampai mendirikan Hotel Bela pada 19 Desember 2007, salah satu hotel terbesar di Ternate. Sementara itu, Benny juga akhirnya mengambil pendidikan Paket C di Manado karena tak menyelesaikan pendidikan SMA.

Menikah dan melanjutkan pendidikan tinggi

Sementara itu, Benny Laos menikah dengan Sherly Tjoanda pada 2005. Mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Bennet Edbert Laos, Beneisha Edelyn Laos, dan Benedictus Edrick Laos.

Pada 2009, Benny melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado dan akhirnya meraih gelar sarjana hukum pada 2016 atau telah memenuhi keinginan ayahnya.

Perjalanan politik Benny Laos

Calon Gubernur Maluku Utara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Benny Laos saat berkesempatan silaturahmi ke beberapa tempat bersama Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Malut, Sarbin Sehe. (Instagram.com/benny.laos)

Awalnya, Benny Laos merupakan Calon Gubernur Maluku Utara pada Pilkada 2024. Benny menggandeng Sarbin Sehe sebagai calon wakil gubernur (cawagub).

Benny-Sarbin didukung oleh tujuh partai politik (parpol). Di antaranya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Buruh.

Sebelum maju sebagai cagub, Benny sempat menjabat sebagai Bupati Pulau Morotai periode 2017—2022. Saat itu, dia terpilih seusai berpasangan dengan Asrun Padoma pada Pilkada 2017 lalu.

Saat Pilkada 2017, Benny-Asrun didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, PKB, dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Pasangan nomor urut 1 tersebut memperoleh 19.069 suara atau 49,74 persen serta meraih suara terbanyak di Pilkada Morotai, sesudah Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat melakukan rekapitulasi hasil Pilkada.

Sebelum maju di Pilkada Pulau Morotai 2017, Benny pun pernah maju di Pilkada Malut 2013. Bedanya, Benny berstatus cawagub yang berpasangan dengan cagub bernama Samsir Andily.

Namun, langkah Samsir-Benny terhenti di putaran pertama seusai kalah bersaing dengan Ahmad Hidayat Mus–Hasan Doa dan Abdul Gani Kasuba-Muhammad Natsir Thaib.

Karier Benny Laos sebagai pengusaha

Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos bersama istrinya, Sherly Tjoanda dengan mobil Jeep Willys. (Instagram.com/benny.laos)

Selain politisi, Benny Laos juga dikenal sebagai pengusaha. Benny merupakan Direktur Utama PT Bela Cipta Sarana dan pemilik Hotel Grand Dafam Bela Ternate.

Berdasarkan LHKPN terakhirnya, Benny tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp709.760.235.594 atau lebih dari Rp709,7 miliar.

Harta tersebut meliputi tanah dan bangunan senilai Rp201.133.967.263 atau lebih dari Rp201,1 miliar dengan rinciannya sebanyak 214 bidang tersebar di Ternate, Halmahera Barat, Hakmahera Selatan, Halamahera Timur, Surabaya, Manado, Sidoarjo, Jakarta, dan Morotai.

Kemudian untuk alat transportasi dan mesin, Benny memiliki 5 kendaraan hasil sendiri dengan totalnya sebesar Rp7.063.315.200 atau lebih dari Rp7 miliar. Beberapa mobil mewah yang tercatat antara lain Landrover R Rover tahun 2019 senilai Rp3 miliar, Lexus tahun 2023 Rp2.557.000.000 atau lebih dari Rp2,5 miliar, Hummer Jeep tahun 1900 Rp1.150.000.000 atau lebih dari Rp1,1 miliar, dan Toyota Alphard Rp241.315.200 atau lebih dari Rp241,3 juta.

Selain mengoleksi mobil mewah, dia mempunyai satu motor Kawasaki tahun 1900 senilai Rp115 juta. Selanjutnya, Benny memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp37.575.000.000 atau lebih dari Rp37,5 miliar.

Lalu, dia pun mempunyai surat berharga senilai Rp245.324.000.000 atau lebih dari Rp245,3 miliar. Selain itu, Benny memiliki kas dan setara kas sebesar Rp146.173.849.119 atau lebih dari Rp146,1 miliar.

Serta, harta lainnya yang dimiliki Benny senilai Rp96.968.144.090 atau lebih dari Rp96,9 miliar. Namun dia mempunyai hutang sebesar Rp24.478.040.078 atau lebih dari Rp24,4 miliar.

Demikianlah profil Benny Laos, mendiang politisi Maluku Utara yang sempat maju sebagai Calon Gubernur Maluku Utara pada PIlkada 2024.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us