Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, menunjukkan gelagat keras terhadap praktik pemalakan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) bergaya preman yang kerap menyasar para pengusaha. Aksi-aksi intimidatif ini dinilai telah meresahkan dunia industri dan berpotensi besar menghambat arus investasi di Indonesia.
“Kalau masalah ini tidak segera ditanggulangi, akan mengganggu penyediaan lapangan kerja. Imbauan dan definisi masalah sudah cukup, saatnya aksi nyata pemberantasan,” ujar Immanuel dalam keterangannya, dikutip Rabu (26/3).
Keluhan mengenai keberadaan ormas yang memalak perusahaan bukanlah isu baru. Jauh sebelum Lebaran datang, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar, telah menyampaikan keresahan para pelaku usaha tentang tekanan yang mereka alami. Tekanan tersebut beragam, mulai dari permintaan sumbangan yang tidak wajar, permintaan pekerjaan, hingga upaya penguasaan limbah dan fasilitas perusahaan lainnya.
Situasi ini kian memburuk dengan munculnya aksi ormas yang menuntut Tunjangan Hari Raya (THR) dengan cara-cara yang mengarah pada intimidasi. Bahkan, belum lama ini, pihak kepolisian berhasil mengamankan sejumlah individu di Bekasi yang terbukti melakukan pemerasan terhadap sebuah perusahaan.