Idul Fitri 2025 Berapa Hijriah? Temukan Jawabannya

Sistem penanggalan di dunia banyak dipakai untuk menghitung waktu dan tanggal. Kalender Hijriah merupakan salah satu sistem penanggalan yang banyak dipakai, terutama bagi umat Islam di seluruh dunia.

Di Indonesia, kalender Hijriah atau kalender Islam disediakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) setiap tahunnya untuk melihat penetapan hari raya keagamaan berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi.

Lalu, perayaan Idul Fitri 2025 berapa hijriah? Berdasarkan penanggalan kalender Hijriah, Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada 1 Syawal 1446 Hijriah. 

Merujuk pada Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, Hari Raya Idul Fitri 2025 adalah 1446 Hijriah.

Seperti yang sudah disebutkan, penanggalan kalender Hijriah dan Masehi memiliki perbedaan pada sistem penanggalannya.

Dilansir NU Online, sistem penanggalan keduanya berdasarkan peredaran bulan dan matahari. Karena memiliki dasar perhitungan yang berbeda, tidak heran angka yang tertera pada keduanya berbeda apabila dibandingkan.

Agar tidak keliru mengenai penanggalan kalender Hijriah dan Masehi, berikut beberapa perbedaan utama keduanya.

1. Dasar perhitungan

• Kalender Masehi: Penanggalan berdasarkan peredaran bumi yang mengelilingi matahari atau siklus tropis matahari.

• Kalender Hijriah: Sistem penanggalan sesuai dengan peredaran bulan mengelilingi bumi (siklus sinodik bulan).

2. Awal tahun

• Kalender Masehi: Setiap awal tahun dirayakan pada perayaan tahun baru yang jatuh pada 1 Januari.

• Kalender Hijriah: Awal tahun jatuh pada 1 Muharam yang dirayakan sebagai Tahun Baru Islam.

3. Penanda awal bulan

• Kalender Masehi: Tidak memiliki penanda khusus untuk awal bulan.

• Kalender Hijriah: Penetapan awal bulan ditandai dengan penampakan hilal.

4. Durasi tahun

• Kalender Masehi: Satu tahun dapat memiliki 365 hari atau 366 hari pada tahun kabisat.

• Kalender Hijriah: Satu tahun bisa memiliki 354 atau 355 hari dengan tahun kabisat untuk menyesuaikan siklus bulan.

5. Penyesuaian kalender

• Kalender Masehi: Memakai tahun kabisat untuk mengkompensasi kekurangan pada siklus sinodik bulan.

• Kalender Hijriah: Memanfaatkan sistem tahun kabisat untuk mengkompensasi kelebihan dalam siklus sinodik bulan.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, libur nasional Idul Fitri 2025 Masehi/1446 Hijriah jatuh pada tanggal Senin, 31 Maret 2025 dan Selasa, 1 April 2025.

Menindaklanjuti aturan tersebut, Kemenag direncanakan akan menggelar sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H pada 29 Ramadan yang jatuh pada hari Sabtu, 29 Maret 2025 sekitar pukul 18.45 WIB melansir dari situs Kemenag RI.

“Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” ungkap Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Bimas Islam pada Selasa (18/3).

Adapun penentuan awal Syawal menggunakan metode hisab dan rukyat sesuai dengan ajaran Islam. Hal tersebut juga sejalan dengan Fatma Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Penetapan sidang isbat pada 29 Maret 2025 berpotensi Idul Fitri 2025 jatuh pada 31 Maret 2025.

Demikian penjelasan mengenai Hari Raya Idul Fitri 2025 berapa Hijriah berdasarkan penanggalan kalender Hijriah. Semoga bermanfaat!