Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pembiayaan Tanpa Agunan Berdayakan Endang Hingga Bisa Berangkat Umrah

Endang Jumalini (kanan) saat kedatangan BTPN Syariah di kediamannya Karang Asam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (15/6). (FORTUNE Indonesia/Eko Wahyudi).

Samarinda, FORTUNE - Benak Endang Jumalini berisi keinginan kuat untuk mencari penghasilan demi keluarga. Perempuan enam anak berusia 40 yang tinggal di Karang Asam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, itu bukan tidak memiliki suami.

“Saya meneruskan usaha ibu saya. Awalnya saya mendapatkan pinjaman Rp5 juta dari BTPN Syariah tahun 2016 lalu,” kata Endang saat disambangi ke rumah produksi amplang miliknya di Kota Samarinda, Kamis (15/6).

Endang nampak bersemangat saat menceritakan mimpinya untuk membesarkan usaha amplang keluarga hingga bisa beribadah ke Tanah Suci.

Kini usaha amplang bumbu Cap Ikan Pipih yang dijalankan Endang terus berkembang. Dia mengatakan telah mempekerjakan delapan orang karyawan dari warga sekitar tempat tinggalnya.

“Pembuatan amplang 10 hari sekali. Perlu sekitar 70 daging ikan pipih yang dikirim dari Muara Muntai (Kutai Kartanegara). Kalau lagi sulit dapat ikan pipih, gantinya ikan biji nangka,” ujar Endang.

Omzet jual Amplang sampai Rp65 juta

Di rumahnya, Endang hanya memproduksi amplang. Pembeli terbesar berasal dari kota Balikpapan, selain dari Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Biasanya para pembeli mengemas ulang amplang produksinya dan memberikan jenema masing-masing.

Dengan metode tersebut, Endang mengaku dapat menjual dengan partai besar. “Ukuran sekitar 1 bal (berat sekitar 30 kilo gram) harganya Rp1,3 juta. Kalau dirata-rata bisa jual sekitar 50 bal tiap bulannya (sekitar Rp65 juta per bulan),” ujarnya.

Dari usaha amplang itu, Endang bisa menghidupi dan menyekolahkan enam anaknya. Di antaranya untuk menyekolahkan anaknya hingga sarjana, dan juga ada yang menjadi anggota Polri.

Kendati terlihat manis, ada saja momen tidak nyaman Endang selama menjalankan usaha amplang. Dia pernah ditipu pembeli hingga puluhan juta rupiah, misalnya.

Menurutnya, menjadi perempuan harus mau bekerja keras dan pintar mengelola uang. Endang bukan tamatan sekolah tinggi yang punya jaringan dan akses ke tempat-tempat pendidikan, namun ia punya tekad tersebut.

Disiplin membuahkan hasil kepada Endang

Disiplin menabung dan membayar angsuran tiap dua pekan sekali hingga lunas memuluskan jalan Endang untuk kembali mendapatkan bantuan pembiayaan dari BTPN Syariah.

“Saya ajukan [pembiayaan] lagi karena yakin dengan BTPN Syariah. Tidak ada jaminan [saat mendapatkan pinjaman pembiayaan modal usaha]. Kuncinya disiplin,” ujar Endang.

Paradigma ini bukan buah pemikiran kemarin sore yang tanpa strategi. Ia diajari cara berbisnis oleh community officer BTPN Syariah yang datang setiap dua pekan. Endang sendiri adalah Ketua Sentra Gang I, salah satu dari kelompok pembiayaan dari BTPN Syariah yang berisi sekitar 26 orang perempuan prasejahtera.

Sentra Gang I telah delapan tahun berjalan konsisten dan merupakan salah satu dari Sentra Tangguh BTPN Syariah. Semua anggota kelompok punya usaha kecil-kecilan hingga menengah.

“Menabung dan bayar angsuran itu tidak perlu ke kantor. Dalam pertemuan dua minggu sekali itu, kita wajib menabung dan bayar angsuran,” ujarnya.

Keberhasilan Endang membawanya umrah ke Mekkah belum lama ini. Dia masuk dalam 400 orang pelaku UKM se-Indonesia dari Aceh hingga Kupang di Nusa Tenggara Timur, yang sukses menjalankan UKM hingga akhirnya terpilih untuk diberangkatkan umrah oleh BTPN Syariah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
Eko Wahyudi
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us