TECH

Daya Saing Digital Indonesia Naik 6 Peringkat ke Posisi 45 Dunia

Investasi dan pertumbuhan pengusaha teknologi jadi sebabnya.

Daya Saing Digital Indonesia Naik 6 Peringkat ke Posisi 45 DuniaIlustrasi ekonomi digital. (Pixabay/Geralt)
25 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Riset World Digital Competitiveness Ranking (WDCR) 2023 menempatkan Daya Saing digital Indonesia di peringkat 45 dunia. Angka ini naik enam peringkat dari posisi 51 pada tahun 2022.

Direktur IMD World Competitiveness Center (WCC), Professor Arturo Bris, mengatakan  dalam lima tahun terakhir, Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 11 peringkat. “Hal ini menunjukkan keberhasilan perbaikan transformasi digital yang signifikan. Kami harap laporan ini dapat membantu Indonesia mempercepat strategi digitalisasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan pada 2024,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (24/1).

Dengan posisi 45 dunia, riset WDCR 2023 menunjukkan Indonesia unggul dibandingkan negara-negara lain di Asia maupun Asia Tenggara, seperti India yang berada di posisi 49, Filipina di posisi 59, maupun Mongolia pada posisi 63. Sementara itu, beberapa negara ASEAN yang berada di atas peringkat Indonesia adalah Thailand pada urutan ke-35, Malaysia di posisi 33, serta Singapura pada peringkat 3 dunia.

Sayangnya, kecepatan internet di Indonesia nyaris di posisi terakhir, yakni 62. Selain itu, jumlah pengguna internet di Indonesia juga perlu ditingkatkan lantaran hanya ada di urutan 60 dunia. “Masalah maraknya pembajakan perangkat lunak juga menjadi persoalan yang masih perlu diselesaikan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia,” katanya.

WDCR 2023 yang dirilis International Institute for Management Development (IMD), Swiss, melakukan penelitian tentang daya saing digital dari 64 negara dengan melihat tiga faktor utama, yakni pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan.

Mereka berharap riset daya saing digital ini bisa membantu pemerintah dan bisnis untuk memahami perbaikan sektor yang perlu dilakukan negara, untuk bertransformasi secara digital dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.

Pendongkrak dan penghambat

Bris menyampaikan bahwa dua faktor utama yang mendongkrak daya saing digital Indonesia ini adalah investasi yang agresif dan pertumbuhan para pengusaha di bidang teknologi.

“Peningkatan investasi pendidikan dan pelatihan terbukti meningkatkan daya saing digital lantaran memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang ada. Ke depan, kami perkirakan akan terjadi lonjakan permintaan tenaga kerja terkait teknologi dan AI (artificial intelligence),” ujarnya.

Sedangkan, dua faktor yang menghambat peningkatan daya saing digital adalah pendidikan dan pelatihan, serta kurangnya riset dan pengembangan teknologi. Menurutnya, selama lima tahun terakhir, Indonesia terus mengalami penurunan dalam dua hal tersebut.

Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan hibah untuk paten teknologi terbaru (high-tech) dan meningkatkan angka pekerja dengan keahlian maupun pengetahuan teknologi khusus. 

Di sisi lain, Indonesia juga perlu menambah total anggaran untuk pendidikan, rasio murid-guru di pendidikan tinggi, angka lulusan sains, jumlah sarjana perempuan, dan prestasi di pendidikan tinggi.

Related Topics